Masyarakat Siantar Sambut Presiden Jokowi

KAIROSPOS.COM, JAKARTA = Kedatangan Presiden Jokowi di Pematang Siantar Senin (27/11/17) disambut ribuan warga yang memenuhi jalan yang dilalui oleh rangkaian mobil Presiden.
Presiden tiba di Kota Pematang Siantar dari Serdang Bedagai dengan menggunakan Helikopter Super Puma Kepresidenan.
Jarak dari helipad Subden Brimob Siantar ke Lapangan Adam Malik tempat dilaksanakannya penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat sebenarnya hanya 3,1 kilometer, namun karena banyaknya warga yang menyambut Presiden, jarak tersebut ditempuh selama 45 menit.
Presiden pun sempat beberapa kali turun dari mobil menghampiri warga untuk bersalaman dan berswafoto serta memberikan kaos.
Sumber :
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin



Related Posts:

Suhardi Alius : Kearifan Lokal, Kesejahteraan, Kebebasan dan Kepercayaan Hukum Jadi Peredam Radikalisme di Masyarakat,


KAIROSPOS.COM, Jakarta - Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius pada Seminar Hasil Survei Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di Jakarta, Senin, menjabarkan radikalisme yang terjadi di masyarakat adalah 60,67 persen pada tataran pemahaman, sedangkan sikap radikal tercatat di angka 55,70 persen. "Secara umum meskipun ini perlu diwaspadai, potensi radikalisme ini masuk kategori sedang,"  ungkapnya.

Sebuah asil survei yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan bahwa radikalisme di kalangan masyarakat masuk kategori sedang, tetapi perlu diwaspadai.

Survei ini dilaksanakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dengan menggandeng The Nusa Institute, Daulat Bangsa, dan Puslitbang Kementerian Agama RI.

Survei ini merangkum pendapat dari 9.605 responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah yang tersebar di 32 provinsi se-Indonesia. Survei ini menggunakan metode multi stage clustered random sampling dengan tingkat kesalahan 0,7 persen dan tingkat kepercayaan 91,5 persen.

Yang menggembirakan, menurut Suhardi, hasil survei ini juga mencatat adanya daya tangkal masyarakat yang baik terhadap radikalisme. Dari tujuh variabel yang dijadikan acuan, yaitu kearifan lokal, tingkat kesejahteraan, keamanan, pertahanan, keadilan, kebebasan, dan kepercayaan hukum, empat di antaranya menghasilkan catatan signifikan dan baik.

"Kearifan lokal, kesejahteraan, kebebasan dan kepercayaan hukum jadi peredam radikalisme di masyarakat," kata mantan Sekretaris Utama Lemhannas itu.

Suhardi mengatakan untuk terus menekan angka radikalisme di masyarakat, pihaknya akan mengoptimalkan keterlibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Keberadaan FKPT sebagai mitra strategis BNPT akan terus diberdayakan.

Deputi I BNPT bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan survei ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi sebenarnya soal radikalisme di lingkungan masyarakat dan kemampuan apa saja yang sudah dimiliki untuk menangkalnya.

"Dari sini akan kami kaji kebijakan seperti apa yang tepat dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme," tandasnya.

Sementara itu salah satu anggota Kelompok Ahli BNPT bidang Agama Prof Dr Nazaruddin Umar mengaku cukup kaget dengan temuan hasil survei tersebut yang menunjukkan lima daerah yang memiliki potensi radikalisme cukup tinggi, yakni Bengkulu 58,58 persen, Gorontalo 58, 48 persen, Sulawesi Selatan 58,42 persen, Lampung 58,38 persen, dan Kalimantan Utara 58,30 persen.

Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal itu, angka di atas 50 persen bisa dibilang sebagai peringatan bagi bangsa Indonesia, dan hal itu hendaknya tidak dianggap sebagai persoalan sepele.

"Tentunya kita tidak mau kecolongan. Apa yang dilakukan BNPT tentunya sesuai dengan data. Bengkulu, Gorontalo tidak populer dalam masalah radikalisme, orang tentunya tidak percaya, tapi data membuktikan lima besar daerah itu perlu dicermati," ucapnya.


Related Posts:

Presiden Minta Masyarakat Bali Tetap Tenang dan Ikuti Imbauan Pemerintah


KAIROSPOS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat terutama yang berlokasi di sekitar Gunung Agung, Bali tetap tenang meskipun erupsi Gunung Agung masih terus terjadi. Ia juga meminta masyarakat untuk mengikuti saran dan imbauan baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
Bagi mereka yang masih berada di radius 8 sampai 10 kilometer agar mengungsi demi keselamatan.” kata Presiden Jokowi kepada jurnalis di Hotel Raffles usai menghadiri Pembukaan Kompas 100 CEO Forum, Rabu, 29 November 2017.

Presiden juga memerintahkan Kepala BNPB bersama TNI, POLRI, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dan kementerian terkait untuk bekerja memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah daerah yang ada di Bali dalam penanganan pengungsi.

Semua harus di back up  saya minta jangan sampai ada korban karena terkena letusan,” tegas Presiden.
Presiden juga mengingatkan Kementerian Perhubungan dan otoritas bandara agar memperhatikan keselamatan penerbangan. “Ini penting sekali karena abu dari Gunung Agung sangat membahayakan penerbangan dan tentu saja keselamatan penumpang,” ucapnya.

Kepala Negara juga meminta Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, Gubernur Bali dan para Bupati di Bali untuk menangani wisatawan yang terkena dampak penutupan bandara.
Agar ditangani, dilayani sebaik-baiknya. Jangan sampai mereka tidak terurus pulang atau keluar dari Bali karena bandaranya tertutup,” kata Presiden.

Presiden mengatakan akan memantau terus setiap perkembangan yang terjadi di Gunung Agung.

Sumber : 
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin

VIDIO TERKAIT



Related Posts:

Yosep Stanley : Tanggal 9 Februari 2018 Puncak Pesta Profesi Jurnalis Indonesia


KAIROSPOS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo sambut baik penetapan pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) Sumatera Barat pada 9 Februari 2018 mendatang.
"Tanggal 9 Februari sudah bagus untuk puncak pesta bagi profesi jurnaslis Indonesia," ujar Yosep ketika menerima audiensi Panitia Pelaksana HPN 2018 di Kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).
Panitia HPN 2018 yang diwakili Deputi Pelaksana, Nurjaman menyampaikan bahwa acara puncak yang akan dilangsungkan di Kota Padang itu akan mengangkat tema pariwisata.
Nurjaman menuturkan bahwa Sumatera Barat merupakan provinsi yang kaya akan potensi wisata namun belum terekspos dengan maksimal. Sehingga, dengan terselenggaranya HPN 2018 nantinya dapat menjadi media promosi bagi Sumbar.

"HPN di Kota Padang nanti akan membicarakan promosi wisata Sumbar yang potensinya luar biasa, yaitu bagaimana menjadikan potensi yang ada menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat sana," jelasnya. Selain membahas pariwisata, Nurjaman juga menyampaikan akan ada konvensi terkait masa depan pers nasional sebagai acara inti dari HPN 2018. Konvensi pers ini akan menjadi satu rangkaian dengan pameran literasi yang dilaksanakan bersama beberapa universitas di Sumbar.

Adapun Ketua Dewan Pers Yosep Stanley mengatakan bahwa insan pers memang perlu mendiskusikan bersama soal masa depan jurnaslistik nasional. Ia sangat berharap seluruh organisasi profesi pers dapat hadir dalam HPN Sumbar 2018 mendatang.

"Isu masa depan jurnalis ini memang perlu diangkat dan didiskusikan, jadi kami sambut baik jika itu masuk dalam bagian konvensi di HPN. Saya juga berharap semua organisasi profesi jurnalis untuk dapat hadir di Sumbar," harapnya.

Acara HPN Sumatera Barat 2018 dilaksanakan oleh Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).

Related Posts:

Pesan Presiden ke Perguruan Tinggi: Keinginan Mahasiswa Untuk Berinovasi Harus Ditumbuhkan


KAIROSPOS.COM, JAKARTA = Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan perubahan yang saat ini sedang terjadi dengan begitu cepatnya dan mencakup hampir di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, politik, media, hingga pendidikan. Meski demikian, masih banyak yang belum menyadari dan mengantisipasi perubahan tersebut, salah satunya perguruan tinggi.

Oleh sebab itu, Kepala Negara meminta perguruan tinggi untuk mendorong dan mengembangkan inovasi para mahasiswanya agar tidak terjebak pada rutinitas. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden saat menghadiri Penutupan Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang digelar pada Rabu, 29 November 2017, di Universitas Esa Unggul, Jakarta.
"Kata kuncinya adalah mendorong dan mengembangkan inovasi. Kita tidak boleh terjebak pada rutinitas dan cara-cara baru harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa untuk berinovasi harus ditumbuhkan serta kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan," ujar Presiden.

Tak hanya para mahasiswa, Presiden juga berharap perguruan tinggi mendukung para sociopreneur yang telah melakukan sejumlah inovasi dan berhasil memecahkan masalah di masyarakat.
"Saya senang sekali banyak para sociopreneur di kalangan generasi muda kita menciptakan tas plastik daur ulang misalnya yang terbuat dari bahan non kimiawi yang bisa mengurangi pencemaran lingkungan. Dan membuat aplikasi untuk komunikasi antara guru dan murid, antar guru dengan pemangku kepentingan pendidikan, membuat aplikasi untuk memberi makan ikan secara efisien, aplikasi untuk perdagangan online dan lain-lain," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Presiden, proses pengajaran dan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi juga harus diubah. Misalnya terkait tempat perkuliahan yang tidak melulu harus dilakukan di dalam ruangan. Menurut Presiden, walaupun teori penting tapi tantangan dan pengalaman lebih penting.

"Penting di sebuah perguruan tinggi adanya co-working space, penting sekali, dalam co-working space para mahasiswa, para dosen bisa saling bekerja sama, bisa bekerja bersama menciptakan inovasi-inovasi, menciptakan hal-hal yang baru. Interaksi lintas ilmu, lintas fakultas sangat penting saat ini," tutur Presiden.

Bahkan ke depannya, Presiden berharap perguruan tinggi dapat meningkatkan co-working space menjadi  creative hub dengan spesifikasi yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi.
"Fasilitasnya bukan hanya tempat kerja bersama tapi fasilitasnya juga dalam bentuk membantu berjejaring membangun networking dengan para inovator lain dan membantu dengan sumber pembiayaan kalau ada inovasi. Dan itu semua hal yang sangat menarik," ucap Presiden.
Presiden meyakini cara tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi perguruan tinggi, di antaranya pembiayaan pengembangan inovasi ke dunia industri.

"Artinya tidak berarti harus semuanya dibiayai oleh perguruan tinggi tapi bisa dibiayai bersama dengan pihak swasta, pihak perbankan, perusahaan packaging, perusahaan marketing, perusahaan logistik, dan yang lain-lainnya".

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir  dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Sumber :
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin

Related Posts:

Rinto Wardana S.H., M.H. Mengawal Pancasila Lewat Perppu Ormas


Rinto Wardana S.H., M.H. {Kandidat Doktor Hukum}
 KAIROSPOS.COM - Jakarta -  Penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) tentang Organisasi Kemasyarakatan atau Ormas adalah untuk menjaga Pancasila serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan ideologi dari luar. Sejak bergulirnya reformasi, banyak ormas di Indonesia mulai menggali tatanan ideologi dari belahan dunia lain dengan memanfaatkan iklim demokrasi. 

Dan hal ini seolah 'dibiarkan' berkembang oleh beberapa periode pemerintahan sejak era 1998 hingga awal 2014. Mengkristalnya gerakan ormas-ormas ini sejak 2000, akhirnya sampai pada saat pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2000, akhirnya sampai pada saat pemerintahan Presiden Joko Widodo melihat pemerintah harus menggunakan kewenangannya mengatur semua ormas di Indonesia. Dengan begitu, lahirlah Perppu 2/2017, yang diikuti pembubaran secara tegas kepada ormas antiPancasila seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kebetulan Hizbut Tahrir sendiri memang tidak diterima di hampir seluruh negara di dunia termasuk Saudi Arabia, bahkan Yordania sebagai tanah kelahirannya pun menolak. 

Pembubaran HTI yang diakibatkan Perppu 2/2017 mendapat perlawanan keras dari sisa pengurus eks ormas tersebut dibantu Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum. Mereka melakukan judicial review terhadap Perppu di Mahkamah Konstitusi (MK). Melihat ini, Komunitas Masterpiece NKRI Pancasila dan Federasi Indonesia Bersatu (FIBER) merasa harus melakukan sesuatu lewat jalur hukum untuk mewakili seluruh masyarakat yang memang sangat menentang kehadiran ormas-ormas anti masyarakat yang memang sangat menentang kehadiran ormas-ormas anti Pancasila. 

Koordinator Advokat Barisan Penjaga Pancasila (BP Pancasila), Rinto Wardana,SH.,MH adalah pihak yang ditunjuk Masterpiece NKRI Pancasila dan FIBER untuk menjadi Pihak Terkait Tidak Langsung dalam perkara No.50 dan 58, terkait Perppu 2/2017 di MK. Pria asli Mentawai ini sudah mengkoordinir 30 advokat untuk memperkuat barisan. "Artinya begini, Perppu ini ada karena dilatarbelakangi keadaan genting mengenai eksistensi Pancasila. Jika HTI menyebut keadaan tidak genting, tapi itu kan menurut mereka, wajar saja mereka membela diri dan berpendapat begitu, " tutur Rinto saat ditemui di kawasan Megaria Cikini, Senin (31/10). 

Rinto melihat ada pembiaran dari pemerintahan sebelumnya sehingga ormas-ormas anti Pancasila bisa berkembang dengan bebas di negara ini. Ormas-ormas anti Pancasila bisa berkembang dengan bebas di negara ini. Itulah kegentingan yang dimaksudkan, karena bebas berkembang tanpa pengawasan, HTI akhirnya bisa masuk. Menurut pria yang saat ini sedang menyelesaikan Doktor Hukum nya di Universitas Pelita Harapan ini, "Dengan dijadikannya Perppu Ormas tersebut menjadi UU maka segala proses persidangan di Mahkamah Konstitusi berakhir.

Bagi pihak yang merasa dirugikan atas tindakan tegas pemerintah seperti HTI silahkan mengajukan gugatan ke PTUN". "Jika semua Ormas berjalan dalam koridor sesuai dengan Pancasila maka tidak akan ada pembubaran ormas. Sudah kewajiban pemerintah untuk mengatur segala tindak tanduk warga negara. Supaya setiap orang yang menikmati kebebasannya wajib memperhatikan hak- hak orang lain" , lanjut Rinto menjelaskan.

Penulis : Thony ER.


Related Posts:

Refleksi 500 Tahun Reformasi Martin Luter Bagi Reformasi Di Indonesia


KAIROSPOS.COM, JAKARTA = Dalam Sejarah Gereja, Reformasi adalah gerakan yang berlangsung pada abad 16 untuk memperbaiki ajaran gereja yang pada saat  itu dinodai oleh ajaran ajaran yang menyimpang dari kebenaran alkitab . Gerakan itu mengakibatkan pemisahan sebagian besar dari gereja Roma di abad abad pertengahan. Kemudian hari mereka yang memisahkan itu disebut gereja gereja Protestant.

Pada 31 Oktober 1517, Martin Luther memaku 95 dalil berisi kritik terhadap otoritas Katolik pada pintu gereja di Wittenberg Jerman, walaupun masih diperdebadkan apakah Marthin Luther sendiri yang memakunya atau pengikutnya para mahasiswa teologi yang mendukung gerakannya.
Sejak saat itu gerakan Reformasi Kristen Protestan dikenal sebagai hari kelahiran reformasi gereja dan sudah berusia 500 tahun tepat pada 31 Oktober 2017 sejak dimulainya gerakan ini pada 31 Oktober 1517.

Isi dari 95 dalil tersebut yang paling dikenal adalah ajaran Indulsia, yaitu ajaran tentang penghapusan siksa, yang berakar pada dokrin tentang disiplin pertobatan. Sebagian uang hasil penjualan surat indulgensia itu diperuntukkan bagi pembangunan katedral "St. Peter's' di Roma.

Apa makna khususnya di Indonesia nilai nilai perjuangan Martin Luther pada jamannya dimana pemerintahan korup, kebejatan moral, dan kekuasaan para imam seakan tiada batasnya. Mungkin kilas balik sejarah Reformasi Gereja ini dapat memberikan secercah harapan  pertobatan bagi para akrobat politisi, birokrat,  gereja, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Banyak Gereja memperingati hari lahir Reformasi 500 tahun gerakan Martin Luter Refleksi 500 tahun  Reformasi Marthin Luther seperti yang saya hadiri diselenggarakan di HKBP Hanglekir Kebayoran Baru Senin (27/11/2017).

Saya hanya ingin membandingkan apakah dari kalangan gereja di Indonesia dapat kembali meniru keteladanan Martin Luter dalam kegiatannya, tugasnya, dan jabatan sehari hari. Seandainya saat ini kita memilih 500 orang tokoh muda Indonesia  yang mampu meniru keteladanan Martin Luter nama nama siapa sajakah yang ada dalam benak saudara?

Sejarah agama adalah sejarah umat manusia, sebagaimana dikatakan Joachim Wach dalam buku The Comparative Study of Religion (1969). Dalam sejarah tersebut terpercik konflik, perang, damai, perpecahan agama ke dalam berbagai aliran, dan seterusnya. Perjalanan agama Kristen selama abad pertama Masehi sampai saat ini pun tidak steril dari dinamika itu. 

Tidak selamanya Reformasi itu melahirkan kesejahteraan bagi umat manusia, bahkan  menimbulkan penderitaan badi umat manusia. Tokoh seperti Marthin Luther ternyata dapat juga melakukan kesalahan. Tiada gading yang tak retak itu peribahasanya. Martin Luther membuat  catatan kelam pada sejarah dimana para petani yang mendukungnya dalam gerakan reformasi gereja tidak dia bela ketika pihak kerajaan membantai petani yang memberontak  menuntut haknya pada raja karena diperlakukan semena mena.

Tokoh Nazi Hitler melegitimasi tindakannya dengan menafsirkan secara salah kebencian dan ketidak setujuan Marthin Luther pada hukum Taurat Yahudi dan kesombongan umat Yahudi sebagai bangsa pilihan Tuhan.  Hitler menjadi monster membantai kaum Yahudi Jerman dengan kejamnya.
Di daratan Eropa sejak abad ke-5 Gereja Katolik Roma menjadi pusat politik dan budaya Kekristenan yang amat dominan. Namun pada abad 15, Gereja Katolik harus menghadapi kenyataan perkembangan zaman yang begitu pesat di Eropa.

Selama periode Abad Pertengahan hingga Renaissance, berbagai penemuan ilmiah baru telah membuka mata tentang kompleksitas alam semesta. Aktivitas pelayaran dan perdagangan antar samudera jadi hal lumrah dibandingkan abad-abad sebelumnya ketika laut dipandang sebagai sarang monster dan tepi dunia.

Perlahan-lahan peradaban Eropa Abad Pertengahan mulai mengalami krisis. Pada 1347-1351, wabah pes merenggut sekitar 75 juta populasi. Kota-kota Eropa dilanda kepanikan. Sementara itu, aliansi politik tradisional antara Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan pangeran-pangeran Eropa mulai retak.

Ambruknya peradaban abad pertengahan dan kebangkitan era Renaisans yang bermula dari Italia turut melahirkan para pemikir Kristen yang mulai menentang otoritas tinggi Gereja Katolik.
Lima ratus tahun lalu pada 31 Oktober 1517, seorang biarawan tak dikenal bernama Martin Luther berdiri di depan sebuah gereja di Wittenberg, kota kecil yang kini masuk wilayah Jerman. Di pintu gereja, ia nekat memaku daftar 95 dalil berisi kritik terhadap otoritas Gereja Katolik.
Peristiwa itu dicatat dalam sejarah sebagai awal mula gerakan Reformasi di daratan Eropa dan seluruh dunia yang melahirkan Protestantisme.

Berbekal pendidikan magister hukum dari Universitas Erfurt, Luther memutuskan jadi biarawan ketika usianya masih 21 tahun. Perilakunya sangat asketik. Ia rajin berdoa, puasa, bertapa, menahan hawa dingin tanpa selimut, dan melakukan ritual biarawan lainnya.
Praktik indulgensi sendiri muncul pada abad ke-11 dan 12 saat Perang Salib masih berkobar. Gereja menjelaskannya sebagai "proses penghapusan siksa-siksa temporal di depan Tuhan untuk dosa-dosa yang sudah diampuni". Aturan indulgensi, sudah tertuang khususnya dalam Katekismus Gereja Katolik 1471.

Seiring perjalanan waktu, para pemimpin Gereja memutuskan bahwa membayar sejumlah uang untuk proses indulgensi bisa dilakukan setiap orang, tidak hanya mereka yang terjun ke Perang Salib. 
Selama beberapa abad berikutnya, penjualan indulgensi menyebar luas dan mencakup pengampunan dosa atas orang-orang yang sudah meninggal. Hal ini terutama diserukan dalam khotbah-khotbah biarawan Ordo Dominikan, John Tetzel. 

Praktik jual beli indulgensi pun jadi jamak. Di bawah kepemimpinan Paus Leo X, Gereja meraup pemasukan besar dari umat yang kemudian dialokasikan untuk membangun kembali Basilika Santo Petrus di Roma. Luther memandang praktik tersebut sebagai perilaku korup. Dari sanalah 95 dalil Luther bermula. 

Dalam sebuah debat publik di Leipzig pada 1519, Luther menyatakan bahwa “orang awam yang dipersenjatai kitab suci lebih unggul dari Paus beserta dewan kardinalnya.” Akibatnya, Luther langsung mendapat ancaman ekskomunikasi; tak boleh ikut sakramen.

Pada 1520, Luther menjawab ancaman tersebut dengan menerbitkan tiga risalah terpentingnya, yaitu "Seruan kepada Bangsawan Kristen" yang berpendapat bahwa semua orang Kristen adalah imam dan mendesak para penguasa untuk mengambil jalan Reformasi gereja.

Kedua, "Tawanan Babilonia Gereja", yang mengurangi tujuh sakramen menjadi hanya dua berupa pembaptisan dan Perjamuan Kudus. Ketiga, "Tentang Kebebasan Seorang Kristen" yang mengatakan kepada orang-orang Kristen bahwa mereka sudah terbebas dari hukum Taurat yang kini telah digantikan ikatan cinta pada hukum tersebut.

Dewan Gereja pun terus memanggil Martin Luther, yang segera terlibat perdebatan sengit dengan para pemuka Gereja Katolik hingga dicap bidah dan sesat. Luther sempat melarikan diri ke Kastil Wartburg dan bersembunyi selama sepuluh bulan.

Gerakan Reformasi Luther menuntut menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa Jerman. Dampaknya luas, karena orang tidak lagi perlu bergantung pada seorang imam untuk membaca dan menafsirkan Alkitab. Walhasil, legitimasi para padri Katolik pun terancam tergerus. 

Selain itu, Luther mengkampanyekan pendidikan universal untuk anak perempuan dan laki-laki di zaman ketika pendidikan hanya bisa diakses oleh orang kaya. Ia juga banyak menulis nyanyian rohani, traktat, berkhotbah tentang pandangan Reformasi dan melakukan serangkaian perjalanan hingga kematiannya pada 1546.

Namun, gerakan Reformasi yang melahirkan pecahan Kristen Protestan ternyata harus dibayar mahal. Serangkaian perang antara kubu Katolik Roma dan Reformis Protestan meletus pada 1524-1648.
Puncak dari konflik berdarah tersebut adalah Perang Tiga Puluh Tahun di Jerman antara 1618- 1648 yang menewaskan sekitar 7,5 juta jiwa. Konflik kedua kubu berakhir dengan perjanjian damai Westfalen. Tiga aliran Kristen akhirnya diakui: Katolik Roma, Lutheran, dan Calvinis.  
Warisan intelektual dan politik Luther mengilhami para tokoh pembaharu Protestan di zamannya seperti Calvin, Zwingli, Knox, dan Cranmer. Pemikiran para pembaharu ini pun pada gilirannya melahirkan berbagai jenis denominasi Protestan, misalnya Gereja Lutheran, Reformed, Anglikan, Anabaptis, dan banyak lagi lainnya yang terus berkembang sampai sekarang. 500 Tahun Setelah Reformasi.




Reformasi di Indonesia
Indonesia menggunakan kata Reformasi pada tahun 1998. Seiring dengan lengsernya Presiden Suharto dari Jabatan yang dikuasainya selama 32 tahun. Pada tahun 90an kelompok akademisi menggunakan kata Paradigma baru sedangkan kelompok aktifis politik yang dimotori Megawati Soekarno Putri menggunakan kata Pro Demokrasi. Euphoria reformasi secara berlebihan dimana mana secara gegap gempita dan tergagap gagab sampai hal yang sudah baku dan dianggap dasar negara seperti Pancasila ingin direformasi juga khususnya setelah idiologi dari luar masuk tanpa saringan yang ketat.

Reformasi 1998 membawa pergantian kepemimpinan negara RI, kabinet, Partai Politik, pejabat negara dll. Perntanyaannya apakah hal yang paling mendasar tuntutan 3 dalil Reformasi 98; Korupsi, Kolusi, Nepotisme menghilang tentu tidak, sepertinya Roh Reformasi yang digerakkan Martin Luther tidak bertransformasi pada masyarakat dan tokoh reformasi di Indonesia.

Wajah wajah lama kepemimpinan anggota DPR, pejabat pemerintah masih tampak di media elektronik, wajah wajah happy pappy  benjol Bakpaw masih sumringah,  sementara untuk gerakan reformasi di barat ini paling tabu, mereka umumnya sudah tersingkir dengan sangat memilukan seperti Revolusi Perancis, Revolusi Rusia dll. Wajarlah mewujudkan good clean goverment sebagai cita cita reformasi hanya impian bagai pucuk merindukan bulan, hanya mimpi di siang bolong saja. Tidak muncul tokoh pribadi tangguh hasil gerakan Reformasi di Indonesia.

Lantas apakah ada tokoh Kristen Indonesia yang mampu membuat perubahan moral dengan mengacu pada Alkitab dan Martin Luter. Saya browsing internet dan melihat siapa saja tokoh politik di Indonesia dari laman wikipedia saya mendapatkan nama tokoh Kristen seperti: Bungaran Saragih, Johanes Leimena (1905 1977), WJ. Rumambi, Ruyandi Hutadoit, E.E. Mangindaan, Basuki Tjahaja Purnama, Denny Tewu.

Siapa diantara nama nama diatas yang sampai mendunia, tentu saja kita sebut nama Ahok. Perjuangan Ahok untuk membenahi Jakarta dan membuat clean goverment kandas dengan keseleo lidah atau tidak menjaga mulutnya dengan baik Ahok dihadapkan dengan pengadilan dan pada akhirnya dihukum penjara.

Ada kesamaan dengan Martin Luter dalam perjuangan dan keberaniannya melawan  budaya korupsi dan penentang birokrasi pemerintahan yang korup, dia selalu mendasari tindakannya dengan ajaran alkitab tapi dia tidak mampu melawan demo berjilid jilid yang menuntutnya masuk penjara.
Masyarakat Indonesia menyorotinya, melihat dan akan menjadi teladan bagi generasi milenial untuk melanjutkan perjuangannya. Saya yakin akan lahir ribuan Martin Luter dan Ahok yang baru.

Related Posts:

PAHLAWAN

KAIROSPOS.COM, Pada era zaman milenial, kekinian, zaman now dimata awak media terasa sulit. Apa pasalnya tiap hari bertemu orang terkenal, wawancara, diskusi dll.

Kadang pertanyaan dan jawaban  tidak nyambung diedit disempurnakan agar tokoh yang diwawancara kelihatan perfecsionis, top markotop, terlebih para anggota DPR yg mulia dan terhormat harus kelihatan sempurna.

Bandingkan dengan pejuang tempoe doeloe, laskar, prajurit, komandan yg slh langkah beresiko Mati d tembak Musuh. Pantaslah mereka dianugrahi gelar Pahlawan.

Bandingkan dengan kasus SN yg ditetapkan tersangka oleh KPK, kemudian bebas di PN Jaksel karena putusan Hakim Prapradilan. Saat ini balik lagi dijadikan tersangka, byk mengatakan konspirasi bsr..,berhubungan dgn politik Pilpres 2019, dll. Pertarungan ketat sesama lembaga penegak hukum KPK dan Pengadilan.  Stigma yang ada pada masyarakat adalah sulit memberantas Korupsi karena banyaknya aturan hukum yang dibuat untuk merintangi penegakan hukum.

Saat ini masyarakat tambah bingung ketika ketua KPK  dilaporkan ke Bareskrim Polri maka tambah galaulah masyarakat melihat sistem peradilan Indonesia. Lembaga mana yang benar? . Filsul Karl Popper mengatakan tidak ada yang absolute didunia ini semua teori harus diuji. Tidak ada kekuasaan dan kebenaran yang absolute tentunya termasuk  kekuasaan dan kebenaran hakim,  biarkan waktu yang menentukan.

Pada konteks 'zaman milenial,' dikala keteladanan nyaris punah,  ada tokoh agama yg provokatif, cenderung masuk ke ranah politik tidak arif dan memberikan keteduhan dan menyejukkan masyarakat. Kelompok muda  melenial tambah goyah tidak ada tempat untuk menenangkan, meneduhkan hatinya.  Bermain games online, berselanjar di dunia maya,  bermain dan berkumpul dengan rekan rekan mereka adalah solusi untuk menenangkan hatinya.

Jiwa perjuangan dan nasiolisme harus terus ditanamkan pada generasi muda, etos inovasi terus dirangsang dan dibiasakan. Siapapun anak bangsa itu dan darimanapun ia lahir. Inilah kelak yang akan jadi pahlawan pada zamannya.

Era digital membuat masyarakat cepat mendapat informasi termasuk hoax  terbukti ada kelompok Saracen yang memproduksi  konten SARA dengan fitnah dan menyebarkannya  secara cepat  pada banyak orang hingga  masyarakat  terprovokasi cepat   marah. Era digital tanpa literasi menyebabkan masyarakat dan generasi muda tersesat perkembangan teknologi baru yang terus berkembang;  ponsel(hardware), aplikasi dan system operasi(software) dan pemiliknya(brainware). Otak dan perilaku pemiliknya yang tidak sesuai dengan benda pintar yang dipegangnya inilah masalah yang harus dibenahi dan di edukasi.

Era digital memungkinkan setiap orang bisa dan boleh menjadi jurnalis dikenal dengan citizen jurnalis, melihat kejadian kebakaran di suatu tempat, tabrakan mrk lsg bisa membuat berita vidio, laporan live report radio. Era digital memutus mata rantai seseorang harus punya media menetap di suatu  perusahaan media dan ini juga ancaman kedepan profesi wartawan setelah rontoknya media cetak. Setiap orang yang terpaku cara berfikir lama text book, tidak inovatif akan digulung arus perubahan robotik, kejam tanpa rasa.

Masyarakat harus membayar  mahal untuk mendapat motivasi dari para motivator untuk mendapatkan;  berfikir cerdas, pencerahan jiwa. Semangat kebersamaan semakin pudar karena kentalnya politik identitas  maka pahlawan dan kepahlawanan pun sulit muncul.

Orang lebih suka berjuang untuk diri sendiri dan kelompoknya yang terbatas, dan merasa serta menilai diri sebagai pahlawan. Padahal, pahlawan dan kepahlawanan itu karena karyanya nyata, terlihat, dan bermanfaat untuk masyarakat atau pun orang banyak.

Peluang di era Milenial ini sebenarnya momentum untuk para jurnalis  karena mudahnya menyebarkan informasi dengan cepat. Jurnalis  harus memiliki jiwa kemasyarakatan yang tinggi.  Jurnalis harus mampu menulis apa yang dirasakan dan dikeluhkan masyarakat.

Jurnalis harus memiliki  kemampuan untuk mengupas tuntas dan mengungkap setiap kasus, tidak mudah menerima informasi yang tidak memiliki fakta dan data.  Tidak mudah  diintervensi kelompok tertentu.

Jurnalis dengan penulis medsos dadakan yang ingin mengambil  peluang di era milenial sah saja walau kerap menjual subjektifitas memancing emosi karena yang mereka kejar adalah jumlah like di FB,  Twitter,  Instagram, pengunjung,  yang lebih serius  akan menjadi Blogger.

Profesi baru jurnalis medsos bukan ditekankan dan fokus pada nilai membuka tabir gelap menjadi terang.., bukan nilai nilai kepahlawanan, keberanian melawan arus yang diperjuangkan tapi nilai ekonomis yang di kejar karena sukses di era milenial diukur dari nilai pendapatan yang diterimanya (materialisme) itu wajar saja karena masuk kedunia digital butuh dana besar,  dari mulai beli paket hingga memiliki perangkat yang baik

Undang Undang ITE memberikan batasan menulis bagi masyarakat umum untuk mengungkapkan perasaannya di ruang publik dengan ancaman pidana. Penulis medsos harus berhati hati dalam mengungkapkan perasaannya di ruang publik.

Jika para jurnalis tetap teguh pegang fungsi wacth dog, pengawas, kontrol sosial,  sebagai pilar demokrasi mencerdaskan masyarakat maka profesi Jurnalis pantas disebut Pahlawan tanpa bintang jasa.

Pantun yang pas adalah "Berenang renang ke hulu. Berakit ketepian, bersakit sakit dahulu..Mati kemudian.. Kapan senangnya ya he...he...

Selamat  Hari  Pahlawan

Jkt 10 Nov 2017,

Salam : Sang Jurnalis Thony  Ermando

Related Posts:

LUHUT PANJAITAN MENOLAK DIJAGOKAN WAPRES PENDAMPING JOKOWI PADA PILPRES 2019

KAIROSPOS.COM, Jakarta = Menteri Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, M.Pd. memberikan Kuliah Umum : "Menimbang nimbang Calon Pemimpin Bangsa pada Pemilihan Presiden Tahun 2019, Suatu Renungan dari Kampus UKI" .

Dalam sesi tanya jawab dengan mahasiswa/i seorang mahasiswa bertanya apakah Pak Luhut Panjaitan bersedia dan berminat menjadi Wapres  Pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Luhut menjawab "Saya tidak bersedia dan berminat, peran saya hanya pada mengawal beliau dan mendukungnya pada Pilpres 2019 mendatang". Ketika didesak siapa kira calon yang cocok untuk mendampingi beliau. Luhut menjawab pada bulan Pebruari 2018 sudah muncul nama calon Wapres pendamping Jokowi.

Dalam paparan awal kuliah umumnya Luhut Panjaitan memaparkan secara komprehensif peta politik dunia. Kebijakan politik cerdas Saudi Arabia yang mulai goyah dengan anjloknya harga bahan fosil dunia, dimana selama berpuluh tahun Saudi Arabia sangat bergantung pada kejayaan harga minyak dunia negara makmur kaya raya.

Menghadapi kondisi saat ini dimana negara maju meninggalkan bahan bakar fosil beralih ke solar fosil, listrik, dll. Saudi Arabia mulai beralih ke sektor pariwisata, teknologi maju, membersihkan korupsi di tubuh Kerajaan Saudi Arabia melakukan investasi besar besaran di Tiongkok. Demikian juga dengan negara Tiongkok kondisi ekonominya yang terus melaju hingga melampaui Amerika Serikat  termasuk  menemukan teknologi 5 G, pasar exportnya menguasai pasar dunia demikian paparnya pada kuliah umum tersebut.

"Indonesia dengan 17.500 pulau dengan garis pantai sepanjang 54.000 KM dengan 300 suku adalah kekayaan Indonesia yang harus dikembangkan khususnya dalam bidang pariwisata, saat ini telah dirancang 10 lokasi wisata seperi Bali" kata Luhut Panjaitan.
Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, "Sebagai Negara Maritim, Indonesia mestinya memanfaatkan laut sebagai basis transportasi, Selama ini  70% perdagangan dunia berada di Asia Pasifik dan 45% ada di laut,  Indonesia yang memiliki banyak laut, masih sangat minim pemanfaatannya".  Luhut melanjutkan " Mahalnya biaya logistik di wilayah Indonesia Timur akibat mahalnya biaya transportasi".

Luhut Panjaitan meneruskan paparannya "Pembangunan Indonesia telah terfokus pada pemerataan pembangunan di Barat dan Timur Indonesia, hal ini sesuai dengan visi Presiden Jokowi yang menginginkan pembangunan di Indonesia". Pembangunan simultan dari dana subsidi yang dialihkan sekitar Rp. 210 triliun menjadi dana infrastruktur, kesehatan dan pendidikan sangat terasa sekali perubahannya dimana-mana.

Luhut juga menyatakan, dulu pertumbuhan ekonomi kita tidak merata, selalu pulau Jawa. “Tapi sekarang Presiden bilang tidak mau lagi. Presiden maunya Indonesia makanya kesenjangan sosial dan pengangguran menurun”
Dalam kesempatan itu Hulman Panjaitan, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum UKI mengatakan "Pada kesempatan  yang berbahagia ini, kami atas nama FH UKI menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya atas waktu dan kesediaan, yang terhormat Bapak Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Bapak Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, M.Pd dalam memberikan kuliah umum di Kampus UKI. Terimakasih juga kepada seluruh Panitia yang sudah bekerja sedemikian rupa dalam merancang dan mempersiapkan segala sesuatunya demi terlaksananya Kuliah Umum ini,".

Related Posts:

BENARKAH GUS DUR KETURUNAN TIONGHOA


KAIROSPOS.COM,  Jakarta - Benarkah Gus Dur keturunan Tionghoa? atau Benarkah  GUS DUR keturunan TAN KIM HAN? Pada beberapa forum, Gus Dur sering menyatakan bagaimana nasab keluarganya tersambung dengan darah Tionghoa. Gus Dur juga sering mengungkapkan silsilah keluarganya, hingga tersambung dengan jaringan Tionghoa muslim pada masa kerajaan Majapahit, dan terkait dengan sejarah muhibah Laksamana Cheng Ho (Zheng He, 1371-1433/1435). Bagaimana kisahnya?

Ketika menjabat sebagai Presiden Indonesia, Gus Dur pernah menelusuri jejak leluhurnya di Quanzou, Hokkian. Pada 3 Desember 1999, Gus Dur melakukan kunjungan  kenegaraan ke negeri Tiongkok, dengan melakukan lawatan ke Beijing University. Di kampus ini, Gus Dur mengungkapkan bahwa leluhurnya berasal dari Hokkian.
Kemudian, pada 2003 terbongkar arsip penting yang mewartakan jalur silsilah moyang Gus Dur, Tan Kim Han. Kota Quanzhou terletak di kawasan Teluk Zaitun, yang merupakan pangkal Jalur Sutra Maritim. Kampung Chi-Zai, dusun Shi-Chun, kecamatan Chi-Dian, Kabupaten Jinjian, Kota Quanzhou, Provinsi Fujian/Hokkian merupakan tanah leluhur Tan Kim Han (Syaikh Abdul Qadir as-Shini). Dalam penelusuran Anthony Tjio (Menelisik Dusun Leluhur Gus Dur di Hokkian, 2014), di desa ini, terdapat beberapa buku silsilah tulisan tangan di rumah Abu Marga Tan keturunan Mei-Xi, yang digubah tahun 1576. Juga, silsilah keturunan putra sulung garis Chi-Zai terbitan tahun 1907.

Menurut catatan ini, Tan Kim Han lahir pada masa permulaan Dinasti Ming, yakni pada 1383. Tan Kim Han bernama kecil Tan Lan Cai. Sebelum ikut rombongan Cheng Ho, Tan Kim Ham merupakan seorang guru di Leizhou Guangdong. Kemudian, ketika armada Cheng Ho menepi di teluk Quanzhou, Tan Kim Han ikut serta. Dalam catatan memoir yang ditulis Ma Huan, Laksamana Cheng Ho, singgah di Lambri Aceh setelah mengunjungi Malaka. Setelah di Lambri dan kawasan Nusantara, rombongan Cheng Ho meneruskan perjalanan menuju Kepulauan Maladeva.

Berdasar kisah Gus Dur, ia merupakan keturunan dari Putri Campa yang menjadi selir seorang raja di Nusantara. Dari perkawinan  ini, Putri Campa melahirkan dua anak, yakni Tan Eng Hian dan Tan A Hok. Tan Eng Hian mendirikan kerajaan Demak, yang kemudian berganti nama menjadi Raden Patah. Sedangkan, Tan A Lok menikah dengan seorang Tionghoa muslim bernama Tan Kim Han.

Dari jalur inilah, kemudian menurunkan Gus Dur dan keluarganya. Leluhur Gus Dur bernama Tan Kim Han asal Hokkian, yang ikut rombongan Laksamana Cheng Ho ke kerajaan Islam di Lambri, Aceh, pada kisaran 600 tahun yang lalu. Riset Keram Kevonian, menyebut kawasan Lambri asalnya bernama Lamuri, yang kemudian disebut Lambri atau Lamreh (Claude Guillot, Lobu Tua Sejarah Awal Baru, hal. 60). Catatan Tomi Pires (1468-1540) juga menyebut Lambri sebagai kerajaan Islam, yang berada di pedalaman. Hal ini agak berbeda dengan catatan Ma Huan, yang menyebut Lambri sebagai kerajaan di kawasan pesisir Aceh.

Dalam riset Tan Ta Sen dalam karya disertasinya, Cheng Ho and Islam in Southeast Asia (2009), Tan Kim Han (Chen Jin Han) datang dari kawasan Jinjiang, di sekitar teluk Quanzhou, Provinsi Fujian. Tan Kim Han alias Tan Kwee Liang, tinggal di sebuah dusun bernama Sinchun. Ayahnya bernama Tan Teck (Chen De). Perjalanan Tan Kim Han juga tercatat dalam karya Ma Huan, yang mengikuti perjalanan panjang Laksamana Cheng Ho ketika menelusuri kawasan pesisir Nusantara (Ta Sen, 2009: 242).

Catatan Ma Huan, menyebut pada tahun 1413, Lambri telah menjadi kerajaan Islam. Di kawasan ini, memiliki populasi sekitar 1000 keluarga, sebagian besar penganut  agama Islam. Ma Huan menyaksikan bahwa semua muslim di kawasan ini merupakan orang yang jujur. Catatan Ma Huan, kemudian diterbitkan dalam publikasi internasional pada 1970, berjudul “Ying-Yai Sheng-Lan: The Overall Survey of the Oceans Shores”, yang diedit oleh JVG Mills.

Pada masa Cheng Ho, kemudian Tan Kim Han menetap di Nusantara. Beberapa catatan peneliti, semisal Sumanto al-Qurtuby, menyebut Tan Kim Han membantu Raden Patah membentuk kerajaan muslim di Demak. Pada waktu itu, Tan Kim Ham menjadi bagian dari pasukan Tionghoa muslim bersama pasukan Raden Patah merebut kerajaan Majapahit (Siew Min Sai, China Indonesia Reassessed, hal. 196) . Hingga kini, makam Tan Kim Han (yang disebut juga Syaikh Abdul Qadir as-Shini) di Trowulan, Mojokerto, di kawasan pemakaman Majapahit di Troloyo.

Ketika penulis beberapa kali berziarah di makam Tan Kim Han, tidak banyak peziarah yang mengetahui siapa sebenarnya Syaikh Abdul Qadir as-Shini, yang sering disebut Gus Dur dalam beberapa forum. Makam Tan Kim Han terletak di dekat Makam Syaikh Jumadil Kubro, yang memang familiar bagi peziarah di Trowulan.
Lalu, benarkah Tan Kim Han sebagai leluhur Gus Dur? Jika dirunut silsilah dari keluarga Gus Dur, ada kemungkinan besar jalur nasab Gus Dur sampai di kawasan Tiongkok. Komunitas Tionghoa Muslim pada masa Dinasti Ming berperan penting, yang dapat disaksikan dari pengaruh kuat Laksamana Cheng Ho, putra dari Ma Huan (Haji Ma). Bisa jadi benar, bahwa silsilah Gus Dur tersambung ke jalur Tionghoa muslim di negeri Tirai Bambu, meski dari silsilah lain nasab Gus Dur juga tersambung ke jalur pendakwah Arab bermarga Basyaiban.

Gus Yahya Cholil Staquf dalam sebuah perbincangan sambil ngopi dengan penulis, memiliki argumentasi yang menarik tentang silsilah Gus Dur. Menurutnya, Gus Dur memang merawat ingatan akan silsilah keluarga, yang tersambung ke orang-orang berpengaruh dalam sejarah Nusantara. Baik orang Tionghoa, Hadrami hingga suku-suku di kawasan Nusantara. Gus Dur menggunakan “diplomasi nasab” untuk merekatkan persaudaraan dengan sesama saudaranya, sesama etnisnya, bahkan dalam ranah internasional. Sebuah kecerdasan khas Gus Dur, bukan?

Related Posts: