LUHUT PANJAITAN MENOLAK DIJAGOKAN WAPRES PENDAMPING JOKOWI PADA PILPRES 2019

KAIROSPOS.COM, Jakarta = Menteri Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, M.Pd. memberikan Kuliah Umum : "Menimbang nimbang Calon Pemimpin Bangsa pada Pemilihan Presiden Tahun 2019, Suatu Renungan dari Kampus UKI" .

Dalam sesi tanya jawab dengan mahasiswa/i seorang mahasiswa bertanya apakah Pak Luhut Panjaitan bersedia dan berminat menjadi Wapres  Pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Luhut menjawab "Saya tidak bersedia dan berminat, peran saya hanya pada mengawal beliau dan mendukungnya pada Pilpres 2019 mendatang". Ketika didesak siapa kira calon yang cocok untuk mendampingi beliau. Luhut menjawab pada bulan Pebruari 2018 sudah muncul nama calon Wapres pendamping Jokowi.

Dalam paparan awal kuliah umumnya Luhut Panjaitan memaparkan secara komprehensif peta politik dunia. Kebijakan politik cerdas Saudi Arabia yang mulai goyah dengan anjloknya harga bahan fosil dunia, dimana selama berpuluh tahun Saudi Arabia sangat bergantung pada kejayaan harga minyak dunia negara makmur kaya raya.

Menghadapi kondisi saat ini dimana negara maju meninggalkan bahan bakar fosil beralih ke solar fosil, listrik, dll. Saudi Arabia mulai beralih ke sektor pariwisata, teknologi maju, membersihkan korupsi di tubuh Kerajaan Saudi Arabia melakukan investasi besar besaran di Tiongkok. Demikian juga dengan negara Tiongkok kondisi ekonominya yang terus melaju hingga melampaui Amerika Serikat  termasuk  menemukan teknologi 5 G, pasar exportnya menguasai pasar dunia demikian paparnya pada kuliah umum tersebut.

"Indonesia dengan 17.500 pulau dengan garis pantai sepanjang 54.000 KM dengan 300 suku adalah kekayaan Indonesia yang harus dikembangkan khususnya dalam bidang pariwisata, saat ini telah dirancang 10 lokasi wisata seperi Bali" kata Luhut Panjaitan.
Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, "Sebagai Negara Maritim, Indonesia mestinya memanfaatkan laut sebagai basis transportasi, Selama ini  70% perdagangan dunia berada di Asia Pasifik dan 45% ada di laut,  Indonesia yang memiliki banyak laut, masih sangat minim pemanfaatannya".  Luhut melanjutkan " Mahalnya biaya logistik di wilayah Indonesia Timur akibat mahalnya biaya transportasi".

Luhut Panjaitan meneruskan paparannya "Pembangunan Indonesia telah terfokus pada pemerataan pembangunan di Barat dan Timur Indonesia, hal ini sesuai dengan visi Presiden Jokowi yang menginginkan pembangunan di Indonesia". Pembangunan simultan dari dana subsidi yang dialihkan sekitar Rp. 210 triliun menjadi dana infrastruktur, kesehatan dan pendidikan sangat terasa sekali perubahannya dimana-mana.

Luhut juga menyatakan, dulu pertumbuhan ekonomi kita tidak merata, selalu pulau Jawa. “Tapi sekarang Presiden bilang tidak mau lagi. Presiden maunya Indonesia makanya kesenjangan sosial dan pengangguran menurun”
Dalam kesempatan itu Hulman Panjaitan, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum UKI mengatakan "Pada kesempatan  yang berbahagia ini, kami atas nama FH UKI menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya atas waktu dan kesediaan, yang terhormat Bapak Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Bapak Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, M.Pd dalam memberikan kuliah umum di Kampus UKI. Terimakasih juga kepada seluruh Panitia yang sudah bekerja sedemikian rupa dalam merancang dan mempersiapkan segala sesuatunya demi terlaksananya Kuliah Umum ini,".

Related Posts:

0 Response to "LUHUT PANJAITAN MENOLAK DIJAGOKAN WAPRES PENDAMPING JOKOWI PADA PILPRES 2019"

Post a Comment