Thomas Pentury Buka Apresiasi PEWARNA INDONESIA ke III di Bandung


KAIROSPOS.COM, Bandung- Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si. secara resmi membuka Apresiasi Pewarna Indonesia 2019 di MDC Hall Pasir Koja Bandung Jumat (29/03/2019). Ajang pemberian Apresiasi yang ke 3(tiga) di Bandung diberikan pada para Tokoh Nasional dan para Sahabat Pewarna
Adapun beberapa nama Kategorial Profesi antara lain: Jacklevyn Frits Manuputty, S.Th, S Fil, MA Kategori Lintas Agama. Dr. Japarlin Marbun profesi Kategori Lintas Aras. Patmono Sastrokasmojo Kategori Seni dan Budaya. David Surya, SH Kategori Advokasi dan Hukum. Untuk Kategori Media dan Literasi Radio RPK FM. Profesi Kategori Sosial dan Politik diberikan pada Grace Natalie Louisa. Kategori Karya dan Prestasi diberikan pada Stephen William Joseph Tambayong. Untuk Katagori Khusus Penjaga Keberagaman diberikan pada Syayh Abdul Salam Panji Gumilang dari pesantren Al Zaitun Indramayu Jabar. Untu Sahabat Pewarna diberikan pada Elisabeth Tjianti sahabat Lintas Agama. Sahabat Lintas Aras diberikan pada Yusak Toto. Sahabat Misi dan Gereja diberikan pada Benyamin Obadyah. Sahabat Bidang Pendidikan diberikan pada Lisa Mulyati, S.Sos. M.Si Ketua LPPD DKI Jakarta. Sahabat Penegakkan Hukum diberikan pada Leo Panjaitan SH. MH. Penghargaan Khusus diberikan pada Ali Mochtar Ngabalin.

Thomas Pentury dalam sambutannya sangat berterima kasih diadakannya acara ini. Khususnya dalam menjalin kerjasama dengan agama lain dengan mengundang Syaykh Panji Gumilang dengan tim dan paduan suaranya yang berjumlah 40 orang. PEWARNA sudah membantu meringankan tugas Dirjen Bimas Kristen dalam merawat keutuhan keberagaman di Indonesia.

Grace Natalie Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia dalam sambutannya mengeluhkan masih adanya kelompok Intoleransi di Indonesia khususnya dalam mendirikan tempat ibadah umat Kristiani masih sulit. Di Bandung pernah terjadi ada sekelompok orang yang melarang diadakannya ibadah KKR di Bandung. Banyaknya para politisi yang tertangkap OTT KPK. "Persoalan ini amat serius, masalah moral dan komitmen memperjuangkan kepentingan masyarakat" ungkapnya.

Syaykh Panji Gumilang dari pesantren Al Zaitun Indramayu dalam orasi kebangsaannya menyatukan umat secara hakiki. Membuka sejarah Nusantara yang sangat damai. Para leluhur terdahulu dalam bentuk kerajaan kerajaan mempersilahkan semua agama untuk masuk dan menyebarkannya keseluruh Nusantara. Pidato Panji Gumilang secara rinci menguraikan agama Islam, Katolik dan Kristen masuk ke Nusantara. Panji Gumilang diakhir pidatonya mengajak semua undangan menari Sukacita dengan bahasa Ibrani dengan judul Hava Nagila (Be Joyous). Situasi ini mencairkan suasana menjadi penuh keceriaan dan harmonisasi antara umat beragama. 




Related Posts:

SABAM SIRAIT RAYAKAN PERKAWINAN EMASNYA


KAIROSPOS.COM, Jakarta - Siapa yang tidak mengenal tokoh begawan politik Indonesia Sabam Sirait. Senin(25/03/2019) adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan keluarga besar Sabam Sirait dan Sondang br Sidabutar karena hari itu memperingati perkawinan emas yang ke 50 tahun Sabam Sirait dengan sang istri Sondong br Sidabutar. Gedung Balai Kartini jalan Gatot Subroto dikelilingi karangan bunga yang bengitu banyaknya hampir seluruh pejabat negara, partai politik, pengusaha memberikan ucapan selamat pada Sabam Sirait dan sang istri. Gedung Balai Kartini dipenuhi para undangan yang terus berdatangan memenuhi ruangan yang berkapasitas  diatas 500 orang. 


Terlihat seluruh keluarga besar Sabam anak, menantu serta para cucu serta beberapa kolega serta kader-kader partai PDIP hadir dalam ulang tahun emas perkawinan pria dari empat anak yang sepanjang hidupnya didekasikan pelayanan di bidang politik. Selain itu hadir sejumlah elite politik dan para tokoh berbaur dengan ribuan warga dari berbagai kalangan dan daerah dalam pesta 50 tahun Perkawinan politikus senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait-Sondang Sidabutar malam itu.

Dalam perkawinan emas ayah dan ibu kandung anggota Fraksi PDIP DPR RI, Maruarar Sirait itu, sekaligus peluncuran Buku Sabam Sirait berjudul “Berpolitik Bersama 7 Presiden”. Buku ini bercerita perjalanan karir politik Sabam Sirait yang melintasi tiga zaman, orde lama, orde baru dan orde reformasi sekaligus hidup di tujuh presiden, Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Sejumlah pejabat negara dan elite politik dalam acara yang bernuansa adat Batak itu. Misalnya Ketua DPR Bambang Soesatyo, Menkumham Yasonna Laoly, Penasehat Ekonomi Presiden Sri Adiningsih, pengacara kondang Hotma Sitompul, Junivert Girsang, Luhut Pangaribuan, Ketua DPRD DKI Prasetyo, politisi PDI perjuangan Hendrawan Supratikno dan politisi muda PDIP Kota Depok, Andi Sopiandi, ketua umum dan Sekum PGI Pdt Dr Henriete Lebang dan Pdt Gomar Gultom MTh, Ketua Umum Yakom Bernard Nainggolan, Pdt Suyapto Tandyawasesa dari BPH GBI, Pdt Albertus Patty dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.


Selain para elite, acara dihadiri ratusan warga simpatisan Maruarar Sirait dari Subang, Sumedang, Majalengka, Kota Bogor, dan Cianjur. Tidak hanya itu, anak, menantu, dan cucu Sabam Sirait-Sondang br Sidabutar serta kerabatnya terlihat bahagia. Pesta 50 tahun perkawinan salah satu pendiri  PDIP itu terlihat mewakili kebinekaan bangsa Indonesia yang demikian harmonis walau berbeda suku, ras dan agama. Maruarar Sirait putra sulungnya, biasa dipanggil Ara mewakili keluarga mengaku bahagia dan terharu karena ulang tahun perkawinan emas orangtuanya dihadiri koleganya yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Bahkan, banyak yang datang dari daerah luar Jakarta “Terima kasih sudah datang dari jauh untuk hadir bersama-sama menemui bapak kami,  Saya sangat bangga dan merasa sangat dihargai.” Ucapnya terharu.

Dalam perayaan Hut emas Sabam Sirait dan Sondang Br Sidabutar ini acara diawali dengan pembacaan doa yang dibacakan oleh dua tokoh agama antaranya KH Choirul Anam, ulama asal Cianjur yang merupakan Ketua MUI dan Ketua PCNU Cianjur, Jawa Barat. Sementara dari tokoh agama Kristen dibacakan ephorus emeritus SAE Nababan yang juga mantan ketua umum Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI). Tentu saja Kehadiran dan pembacaan doa oleh KH Khoirul Anam membuktikan Indonesia tanpa perbedaan dan tanpa diakriminasi. Inilah menjadi kekuatan bangsa.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan ke 50. Ia mengaku takjub atas kebersamaan Sabam Sirait-Sondang br Sidabutar dalam mengarungi mahligai rumah tangga. “Seorang politisi jam kerjanya tidak jelas. Ulangtahun emas perkawinan Pak Sabam dengan Ibu Sondang, ini dahsyat dan luar biasa.  Langgeng mengarungi pernikahan, ” ungkap Bambang. 
Disisi lain Ketua DPR juga mengapresiasi peluncuran buku politisi senior Sabam Sirait  yang berjudul “Berpolitik Bersama 7 Presiden”. Di buku terbarunya ini, deklarator PDI pada tahun 1973 yang lahir pada 13 Oktober 1936 akan mengisahkan perjalanan panjang di gelanggang politik. Pak Sabam seorang politisi yang konsisten tidak seperti sekarang orang bisa berganti-ganti partai dulu begitu memuja pak Jokowi sekarang sebaliknya, tetapi ada juga dulu yang menghujat pak Jokowi sekarang membela juga. Bamsoet juga menyampaikan kalau dulu perdebatan sengit kerap terjadi untuk mempertahankan idiologi, idialisme tapi untuk saat ini disenayan biasa saja beda pendapat itu biasa dan tidak pernah ribut tapi jika beda pendapatan itu yang bikin ribut. Candaan ini membuat para undangan tertawa. Bamsoed   mengajak generasi muda bisa meneladani apa yang telah dilakukan oleh Pak Sabam yang tetap konsisten dan terukur dalam mempertahankan idiologi  politiknya. 

Sementara Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly yang memanggil Sabam Sirait dengan sebutan Abang, pernikahan yang diarungi pasangan Sabam Sirait-Sondang br Sidabutar merupakan suri tauladan bagi semua dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Apalagi, Sabam Sirait melalui perjalanan hidup yang tak selalu manis. Namun, kedua pasangan ini tetap utuh hingga usia senja. “Kalau Pak Bambang (Ketua DPR RI) bilang dahsyat, saya sebut Paten. Karena 50 tahun bukan perjalanan sebentar. Abang (Sabam Sirait) harus selalu sehat. Nah, supaya Abang tetap sehat, maka harus terus didorong berpolitik makanya mohon dukungannya kalau saat ini Bang Sabam maju kembali menjadi anggota DPD RI,” ujar Yasonna dengan nada kelakar, yang disambut gelak tawa keluarga dan undangan. 
 
Pak Sabam Sirait dalam sambutannya bercerita bagaimana perjalanan hidupnya yang sebetulnya sakit bahkan ada dokter yang menvonis umurnya tak panjang karena penyakit pembuluh darahnya. Namun puji syukur kalau itu tak terbukti malahan kini sampai usia 84 tahun. Untuk itu Sabam mengucap syukur karena anak mantu dan cucu sangat menyayanginya. Ungkapan jujur juga disampaikan Sondang br Sidabutar bagaimana kisah perjalanan kebersamaan dengan Pak Sabam hingga lima puluh tahun. Kebersamaan dengan Pak Sabam sebagai politisi di mana acapkali meninggalkan rumah, Pulang tak menentu bisa hingga jam 4 pagi baru beberapa saat istirahat sudah pergi kembali. Namun demikian Sondang sadar dan tidak marah sebab suami tercinta memang hidupnya utuk melayani rakyat melalui perjuangannya di bidang politik.
 
Ada kisah menarik bagaimana suaminya selalu bilang tak punya uang, karena uang yang didapatkan seringkali untuk membantu pergerakan juga adik-adiknya. Hingga suatu kali dirinya menemukan uang dalam kantongnya lalu diambil diam-diam. Hingga suatu ketika Pak Sabam bilang kalau uangnya hilang. Saat itu Sondang pura-pura tak tahu, malah kemudian balik bertanya katanya tak punya uang kok uangnya hilang. Rupanya Pak Sabam menyimpan uang tersebut mau membantu adiknya. Padahal bangunan rumahnya sendiripun belum selesai. Semua itu dikenang Sondang saat didaulat memberikan sambutan di depan para tamu undangan. 



Related Posts:

Peserta KGM PGI Mulai Berdatangan di Hotel Sutan Airmadidi



KAIROSPOS.COM, Airmadidi  -  Peserta Konferensi Gereja dan Masyarakat Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang akan dibuka esok, Kamis (28/3). Berikut reportase wartawan Onny Balla yang tergabung dalam PEWARNA (Persatuan Wartawan Nasrani) Indonesia melaporkan langsung dari Airmadidi Sulut. Peserta mulai berdatangan dan memenuhi meja panitia bagian registrasi di Sutan Raja Hotel, Kabupaten Minahasa Utara. 


Dari informasi yang diperoleh, peserta yang terdaftar sekitar 250 orang, dan sampai siang ini (27/3), baru 15 orang yang telah melakukan registrasi. Namun perkiraan panitia sore ini, seluruh peserta sudah registrasi. "Peserta yang mendaftar ada sikitar 250, Sejauh ini baru 15 orang yang melakukan registrasi, tapi perkiraan kami sore hari sudah semuanya registrasi," ungkap Herman, panitia bagian registrasi. 

KGM yang akan dihadiri Ketua Umum PGI Henriette T. Hutabarat-Lebang, Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, Pdt. Zakarias Widodo dan seluruh perwakilan gereja di Indonesia ini, akan berlangsung dari tanggal 28-31 Maret 2019. Menurut Beril Huliselan, M.Th., PIC KGM PGI, direncanakan peserta KGM PGI akan disambut Gubernur Sulut, Olly Dondokambey,SE., dengan makan malam bersama. Namun untuk kepastiannya, menunggu rapat dengan panitia lokal sore ini. "Untuk finalisasi rundown acaranya jam tiga ini. Saya belum dapat informasi dari panitia lokal siapa yang buka acara ini, tapi yang pasti Gubernur yang buka, karena Gubernur ketua panitianya. Setelah jam 3, kita dapat clear acaranya seperti apa. Bahkan nanti malam, rencananya ada gala dinner Gubernur dan peserta KGM PGI," ujarnya.



Ditambahkan Beril bahwa pembukaan akan ramai karena selain peserta, akan hadir mitra-mitra PGI dan aparat sipil Pemda. "Peserta ada sekitar 250, tapi diperkirakan acara pembukaan bisa ramai karena ada aparat-aparat sipil Pemda yang hadir, juga ada mitra-mitra PGI yang ikut datang. Mungkin sekitar 400-san yang hadir pembukaan, tapi yang resmi terdaftar 250," ungkapnya.
 
Sementara KGM PGI mengambil tema "Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir" berdasarkan Kitab Wahyu 22:12-13 dengan sub tema bersama seluruh warga bangsa, gereja memperkokoh NKRI yang demokratis, adil dan sejahtera bagi semua ciptaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


Adapun tujuan KGM untuk mengevaluasi persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, khususnya yang dihadapi umat Kristiani sebagai upaya membangun bangsa sekaligus memberi sumbangsih berharga bagi kemajuan, kemaslahatan umat Kristen dan warga masyarakat.

Related Posts:

Inggard Joshua : Gereja Bermartabat Karena Hirarki Netral



KAIROSPOS.COM, Jakarta - Gereja Katolik memiliki  hukum Gereja  bernama Kitab Hukum Kanonik, semua hal diatur di sana, seluruh dunia sepanjang menjadi anggota Gereja Katolik akan terkena hukum ini. Artinya apa? bahwa di manapun akan memiliki kebijakan yang sama persis. Tidak ada yang beda meskipun di pelosok Afrika ataupun di pusat di Vatikan, demikian disampaikan Inggard Joshua , pemerhati GerejaKatolik, saat dihubungi melalui telpon selularnya, Rabu, 27 Maret 2019. “ Kitab Hukum Kanonik ini seperti KUHP nya  hirarki Gereja Katolik, nah artinya semua yang  menjadi kebijakan hirarki itu harus mendasarkan diri pada hukum Kanonik tersebut, ”tutur Inggard Joshua.

Hal ini tercermin dalam kanon 287 pasal 2, bunyinya: Janganlah mereka (klerus) turut ambil bagian aktif dalam partai-partai politik dan dalam kepemimpinan serikat-serikat buruh, kecuali jika menurut penilaian otoritas gerejawi yang berwenang hal itu perlu untuk melindungi hak-hak Gereja dan memajukan kesejahteraan umum.”.Selanjutnya dalam kanonik  227 dikatakan : “Kaum beriman kristiani awam mempunyai hak agar dalam perkara-perkara masyarakat dunia diakui kebebasannya, sama seperti yang merupakan hak semua warga masyarakat; tetapi dalam menggunakan kebebasan itu hendaknya mereka mengusahakan agar kegiatan-kegiatan mereka diresapi semangat injili, dan hendaknya mereka mengindahkan  ajaran yang dikemukakan Magisterium Gereja; tetapi hendaknya mereka berhati-hati jangan sampai dalamsoal-soal yang masih terbuka mengajukan pendapat sendiri sebagai ajaran Gereja.”

Untuk mewujudkan ajaran tersebut di atas, setiap anggota Gereja perlu berperan aktif sebagai“garam dan terang dunia”, sesuai tugas tanggungjawab, situasi dan kemampuannya masing-masing, serta sesuai aturan yang berlaku. Dalam hal ini semua anggota Gereja Katolik dikelompokkan dalam tiga komponen, yaitu :kaum klerus, biarawan-biarawati dankaum awam.  Semua komponen dapat dan perlu memaiankan peranannya sesuai hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat/Negara dan serentak wargaGereja. Selain itu secara khusus kaum klerus serta biarawan dan biarawati berperan secara formatif dan tak langsung, sebagai pembina, pengawal dan pengontrol, sedangkan kaum awam berperan secara praktis dan langsung, sebagai politisi, pemimpin eksekutif dan birokrat.

Bila di cermati dengan teliti dan mendalam bunyi kanonik tersebut, maka bukan semata-mata soal boleh atau tidak boleh yang jadi focus perhatian tetapi Soal perlu atau tidak perlu. Para klerus perlu ikut berperan dalam bidang politik dan pemerintahan, bukan sebagai politisi atau penguasa eksekutif, tetapi sebagai pembina, pengarah dan pengontrol. Misalnya memberi pendidikan politik, member pencerahan dan arahan kepada umat dan masyarakat untuk memilih calon yang tepat menurut kriteria.

Gereja Katolik selalu menyebut dirinya bukan suatu institusi politik. Namun, tidak dapat dihindari bahwa peran dan kehadiran Gereja memiliki muatan politis. Yang perlu diketahui ialah tugas gereja dalam bidang politik ada dalam tatanan moral dan iman. Kedua bidang ini memiliki dimensi dan muatan politis.Namun politik yang dimaksud di sini bukan politik kekuasaan melainkan bidang moral. Kalau gereja memberikan suatu pernyataan politis, lingkupnya ada dalam bidang moral. Hal itu tidak berarti bahwa gereja melakukan intervensi ke dalam kebebasan dan otonomi pribadi. Semua itu berangkat dari kesadaran akan tanggungjawab menjaga nilai-nilai moral kemanusiaan.
Namun ironisnya, kondisi kekinian, justru hirarki  dihadapkan pada masalah adanya indikasi gerakan yang ingin mengkooptasinya dalam suatu Kepentingan Politik Kapitalistik, sehingga implikasinya relasi gereja dengan komunitas agama lain,gereja dengan etnis lainnya dan sebagainya mengalami dekadensi moralitas akibatnya gereja seperti menara gading  yang berdiri angkuh menyendiri.Gereja telah melakukan intervensi ke dalam kebebasan dan otonomi pribadi. “InsidenPilkada DKI Jakarta 2017 suatu realita Gereja menjadi menara gading yg terpolarisasi dalam kubangan Politik kapitalistik,akankah peristiwa tersebut terjadi lagi di Pilpres 2019? Situasi tersebut, janganlah terulang kembali” ungkapnya.
 
Menurutnya, untuk mencegah agar tidak terulang kembali peristiwa pilkada DKI Jakarta 2017silam, pada penyelenggaran Pileg dan Pilpres 2019 mendatang maka harus ada suatu tindakan pencegahan dini melalui upaya mengingatkan hirarki agar bersikap netral sesuai hukum Kanonik. “ Jujur, saya bicara ini bukan mencari kekuasaan ataupun popularitas, melainkan wujud dari keprihatinan saya terhadap kondisi hirarki gereja Katolik. Kita menghendaki di Pilpres 2019 nanti, apabila Jokowi menang, Gereja selamat, nah kalau Prabowo menang, Gereja juga selamat, ini artinya, saya ingin menjaga Netralitas Hirarki, agar Gereja lebih bermartabat, kalau bukan Kita dan anda kalian yang menjaganya, Siapa lagi? Kalau bukan sekarang mencegahnya, kapan lagi? Nunggu gereja hancur?wuaduh itu yang  saya dan anda kalian tidak inginkan, dan tentunya seluruh umat Katolik di seluruh dunia, tidak menghendaki Gereja Katolik di Indonesia hancur oleh suatu kebijakan yang menafikan hukum kanonik” tutup Inggard Joshua.

Related Posts:

Pelantikan PD PGLII SE BANTEN DALAM RANGKA MENYONGSONG MUNAS XII 2020



KAIROSPOS.COM, Banten – Pengurus Daerah Banten Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) mengadakan  pelantikan PD Banten Selasa(26/03/2019) di Telaga Seafood. Adapun keputusan yang disepakati sebagai berikut :
  
1. Komitmen untuk   melaksanakan  deklarasi pimpinan aras gereja se Banten, Selasa (26/03/2019) dengan sungguh sungguh hingga tercapai.
  
2. Menyatakan siap menyongsong.  Munas PGLII XII untuk dilaksanakan di Propinsi Banten dan  akan mengusulkan kembali Pdt Dr.  Ronny Mandang, M. Th menjadi Ketua Umum PGLII  dan Dedy  Madong,  Sh,  M. Th sebagai  Sekretaris Umum periode 2019 -2024 dan  ibu Dr.  Inge Handoko, M. Th.

3. Menolak dan melawan segala bentuk ideologi  radikalisme,  intoleran, kekerasan  yang bertentangan dengan pancasila dan uud 1945

4. Serentak kami menyerukan  kepada seluruh umat beragama untuk menciptakan perdamaian dalam menyongsong pesta demokrasi 17 April 2019.

Demikian keterangan yang disampaikan Ketua Umum PGLII Banten Pdt. Freddy Soenyoto, M.Th. Dan sekretaris umum Pdt. Andreas Gunawan M. Pd.


Related Posts:

H. Hendra Hidayat Buka Sidang MPL PGIW DKI Jakarta



KAIROSPOS.COM, Jakarta - H. Hendra Hidayat Kepala Biro Bimental Setda DKI Jakarta  mewakili  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berhalangan hadir  membuka Sidang MPL PGIW DKI Jakarta Senin (19/03/2019) di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Cempaka Baru Jakarta Pusat.

Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia Wilayah DKI Jakarta yang akan berlangsung 19-21 Maret di Hotel Grand Prioritas, Cisarua Bogor. Pembukaan acara didahului ibadah pembukaan yang dilayani Moderamen GBKP Pdt Agustinus Purba. Hendra Hidayat memulai sambutannya dengan membacakan sambutan resmi dari Anies Baswedan. Dalam sambutannya, Gubernur DKI menyampaikan bahwa penduduk DKI  yang majemuk juga merupakan miniatur Indonesia dan menjadi melting pot (red melebur menjadi satu/bhineka tungal ika) yang bermacam-macam suku namun hidup rukun.

Kemajukan adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri. Kepribadian dalam nilai agama, terutama akhlak dan budi pekerti harus ditingkatkan. Dalam rangka itu Sidang MPL PGI kita harapkan mampu merumuskan nilai-nilai Kristen dalam bingkai umat kristiani di DKI Jakarta.
Hendra menyampaikan bahwa Gubernur DKI sudah memanggil dirinya menanyakan terkait tentang GBKP Pasar Minggu dan sudah melakukan pendekatan warga sekitar. “Mari doakan semoga GBKP Pasar Minggu bisa lancar perizinan dalam waktu dekat,” terangnya. Puncak acara yang ditunggu dimulai dengan pukulan gong Hendra Hidayat tanda dimulainya  Sidang MPL PGIW DKI Jakarta.  


Peserta yang hadir cukup banyak diperkirakan 350 orang peserta. Para peserta adalah perwakilan dari gereja-gereja anggota PGIW DKI Jakarta dengan 80 peserta dan mitra PGIW DKI Jakarta. Ketua Panitia Brigjend dr Alexander Ginting, SpP dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini adalah satu batu loncatan GBKP, bahwa GBKP tidak meninggalkan gerakan oikumene dalam lingkup PGIW DKi Jakarta. “Kita terus mendukung gerakan oikumenis gereja, karena GBKP sebagai tuan dan nyonya rumah Sidang MPL,” terangnya.

Sidang MPL PGIW DKI Jakarta mengambil tema bersama PGI lima tahunan yakni “Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya.” (Mazmur 71.20B). Ketua Umum PGIW DKI Jakarta Pdt Manuel Raintung menyatakan bahwa Sidang MPL tujuannya mengevaluasi kehadiran anggota PGIW DKI Jakarta. “Kami sebagai gereja-gereja di Jakarta selalu menggumuli keadaan bangsa. Ketika Anies Baswedan terpilih menjadi kepala daerah kami sepakat mendukung. Sesuai dengan motto maju kotanya bahagia warganya,” ucap Manuel Raintung.
 
Manuel Raintung menyinggung dan meminta perhatian dari pemerintah DKI Jakarta terkait keberadaan GBKP Pasar Minggu, yang  keberadaannya sudah lama dan memiliki gedung gereja sendiri. “Bukan karena GBKP tuan rumah maka kami suarakan, tetapi ini sudah disuarakan di FKUB DKI Jakarta. Diharapkan diberi kemudahan,” ungkapnya. Disampaikan juga, ada 80 peserta Sidang besok di Puncak, dengan mitra-mitranya.



Related Posts:

Mengenal Simon Peters Manik, SE., MH., Caleg DPRD DKI Dapil 1 Jakarta Pusat dari Parta Nasdem, No. Urut : 7





KAIROSPOS.COM, -  Bertemu dengan Simon Peter Manik, SE. MH. Sepertinya tidak akan kehabisan bahan cerita, ada saja pengalaman beliau yang menarik untuk di simak.  Selain profesi utama sebagai konsultan pajak, ia juga terikat sebagai pengajar Mata Kuliah perpajakan di beberapa Perguruan Tinggi, Jakarta.  “Secara prinsip saya sebagai seorang professional, dan malah sempat kurang simpati terhadap dengan apa yang namanya politisi,”

Riuhnya media-media nasional memberitakan tentang korupsi, mulai dari tertangkapnya pejabat yang notebene adalah ‘petugas partai’ hingga kasus-kasus suap membuat Simon Peters Manik urung minat ke arena politik sebagai politisi. Rasa penasarannya untuk belajar politik kian menguat sampai pada akhirnya di tahun 2018 mengambil keputusan untuk mencoba masuk ke gelanggang politik melalui partai Nasdem. Sadar akan kemampuan berpolitiknya belum mumpuni, “Saya memilih untuk mencoba berkiprah di DPRD DKI Jakarta, tidak langsung mematok harus ke Senayan,” ujar pria yang sehari-harinya ini berurusan dengan pengusaha-pengusaha yang memintanya sebagai konsultan pajak, ditambah karena latar belakangnya di bidang hukum bisnis. Dengan kata lain,  meski memiliki kemampuan secara intelektual, tapi tidak diimbangi dengan kemampuan keuangan, maka akan sulit untuk terpilih.

Pilihannya terpanggil untuk membenahi ibukota Jakarta didasari hasil pengamatan yang dilakukan bertahun-tahun yang tidak sebanding antara anggaran dengan pengembangan Ibukota Jakarta, yang kebetulang bertempat tinggal di Jakarta Pusat. Diakuinya, “Jakarta punya banyak masalah. Kalau saya terpilih jadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 yang akan menjadi prioritas adalah Kesehatan dan Pendidikan.” Kenapa Kesehatan dan Pendidikan, menurut beliau dengan kita sehat, kita bisa berbuat apa saja (sekolah ,kerja,dll) dan dengan pendidikan kita bisa jadi profesi apa saja. Menurutnya, maksimalisasi program BPJS memang dirasakan dengan baik oleh sebagaian besar penduduk Jakarta, bahkan ada yang tidak pernah berobat ke Ke Rumah Sakit, tetapi sekarang terkena flu dan batuk sedikit saja, sudah pergi berobat RS. “Pasien pengguna BPJS semakin banyak, mulai dari ibu-ibu… emak-emak sampai tetangganya yang pengangguran pun ikut-ikutan antre di rumah sakit untuk berobat walapun sebenarnya penyakitnya sangat ringan.”
Simon Peter Manik yang kini maju sebagai calon legislatif dari Partai Nasdem untuk DPRD DKI Jakarta Nomor Urut  : 7 (tujuh) dengan Dapil I Jakarta Pusat meliputi ( Tanah Abang, Sawah Besar, Gambir, Menteng, Senen, Johar Baru, Kemayoran dan Cempaka Putih) membangun optimisme bila terpilih nanti akan perjuangakan kenaikan anggaran di pencegahan. “Karena pencegahan lebih baik daripada mengobati. Mengobati belum tentu sembuh…” Simon Peter akan terus menerus secara konsisten melakukan edukasi ke masyarakat agar mau hidup sehat,  menjaga kebersihan dan menjaga lingkungan hidup tetap bersih. Ketika kita sehat tentu bisa kerja dengan baik dan apa yang kita harapkan tercapai.

Dicontohkannya Ring 1 Indonesia yang terletak di pusat kota Jakarta ini, masih banyak yang tidak kerja, mereka pengangguran. Belum lagi adanya rumah-rumah yang sudah tidak layak huni. Mengapa bisa terjadi hal seperti ini? Banyak lulusan SMA yang tidak punya skil untuk modal cari kerja. Diingatkan, agar tetap memanfaatkan Balai Latihan Kerja yang selama ini sudah ada. Selain perlu menaikkan anggaran untuk Balai Latihan Kerja, juga harus dipikirkan bagaimana caranya lokasi Balai Latihan Kerja terintegrasi dengan sara transportasi public terutama Trans Jakarta . “Hemat waktu, hemat ongkos dan akan memudahkan untuk datang ke lokasi Balai Latihan Kerja.”  Selain tentunya memberikan fasilitas tambahan ke Balai Latihan Kerja dan mengakomodasi keperluan masyarakat. Artinya, menaikkan Anggaran kepada Balai Latihan Kerja lebih maksimal.” Supaya dapat menambah berbagai macam Bidang Pendidikan  Misalnya : Menjahit, Service AC, Salon, Bengkel, Wira usaha,Komputer,Design Grapis, belajar bahasa asing dan lainnya. Untuk yang Lulusan SMA tetapi tidak punya kemampuan keuangan untuk melanjutkan Perguruan Tinggi, beliau akan memperjuangkan kenaikan anggaran untuk  Bea Siswa untuk warga Jakarta, sehingga semakin banyak warga yg punya kesempatan untuk  belajar di Perguruan Tinggi.

Melalui penguatan anggaran, maka tak perlu ada subsidi tambahan bagi. “Di Indonesia ini harusnya banyak akademisi duduk di parlemen. “Faktanya  mungkin bisa duduk di parlemen kalau tidak punya uang. Dengan kata lain,  meski memiliki kemampuan secara Intelektual, tapi tidak diimbangi dengan kemampuan keuangan, maka akan sulit untuk terpilih. 
 
Pengalaman blusukan selama ini di daerah Jakarta Pusat, Masyarakat lebih mengharapkan uang dari para caleg daripada mendegar program yang ditawarkan para caleg. Banyak akademisi yang berminat untuk duduk di parlemen tetapi mengurungkan diri karena anggaran terbatas. Itu sebabnya saya turun ke politik utk perbaiki kondisi yang ada. “Bayangkan,  tahun 2018 DKI Jakarta anggarannya sekitar 83,26 T dengan Jumlah Pendudk sekitar 10,4 jiwa,  Dibandingkan dengan Provins Banten Anggarannya sekitar RP 11,3 T dengan jumlah penduduk 12,44 jiwa, Jawa Barat anggaranya sekitar Rp 33,25 T dengan  jumlah penduduk 48,6 jiwa, jawa Tengah sekitar Rp 24,413 T, dengan  Penduduk 34,49 Jiwa dan Jawa Timur sekitar Rp 33,13 T dengan penduduk  39,500 jiwa artinya Pulau Jawa Mewakili  58 % penduduk Indonesia, dan DKI Jakarta sebagai Anggaran Terbesar dengan Jumlah Penduduk paling sedikit (diantara Provinsi P jawa),     sudah seharusnya  Jakarta menjadi Kota yang Bersih, Sehat,Tidak Kumuh, Modern  dan  setara dengan kota Metropolitan yang ada di Negara-negara Maju.

Ada banyak contoh yang diuraikan Simon Peters Manik, hal menariknya juga adalah beliau yang memerhati gereja. ‘Sebagai minoritas Kristen wajarlah kalau saya bersuara atas nama komunitas Kristen . Sebagai Warga Negara Indonesia Orang Kristen Juga telah melaksanakan kewajibannya, salah satunya adalah Bayar pajak, namun untuk mendapat Hak nya, jauh dari harapan, contoh sangat sederhana  Izin Rumah Ibadah.  Mendapatkan izin Hiburan malam, jauh lebih mudah daripada mendapat izin Rumah Ibadah, hal ini sangat miris dari segi adat ketimuran dan In toleransi yang sangat kental. Permasalahan ini merumakan pekerjaan Rumah Bangsa ini terutama yang duduk di parlemen.



Related Posts: