Kisah Sukses Advokat Elsye Christine Nayoan


KAIROSPOS.COM, Jakarta – Advokat Elsye Christine Nayoan SH., istri dari Pdt. Jefry Tambayong SH., bercerita panjang kisah suksesnya membangun Garda Mencegah Dan Mengobati (GMDM) dari awal bersama suaminya Jefry Tambayong, Ketua Umum GMDM dan Ketum Forum Kemasyarakatan Anti Narkotika.

Pertemuan bincang santai dengan para wartawan yang tergabung dalam PEWARNA (Persatuan Wartawan Nasrani) berlangsung pada Jum'at (9/10/2020) di kantor JT Law firm kawasan Malaka Jakarta Timur.

Sukses  seorang suami tak jauh-jauh dari andil istri. Demikian juga dengan Advokat Elsye Christine Nayoan, SH yang  sangat berperan besar dalam menopang sukses suami tercinta. Siapa tidak kenal Pendeta Jefry Tambayong, SH, sosok yang  selama ini akrab dikenal sebagai pegiat anti narkoba. Sudah 13 tahun berkiprah baik sebagai pendiri dan Ketua GMDM.  Namanya sangat dikenal seantero Indonesia.  Tidak hanya itu, Jefry juga memegang jabatan sebagai Ketua Presidium FOKAN dan Ketua Dewan Pembina  Paguyuban RT/RW Se-Indonesia. Jauh sebelumnya, Jefry bersama istri, merintis pelayanan membuka GBI Bersinar di Jakarta Timur.

“Saya dengan Pak Jefry punya visi ke depan, bicara dalam bingkai Indonesia. Sejak semula kami berdua mempunya visi bagaimana berdampak bagi bangsa. Itu dimulai dari hubungan kita dengan Tuhan,”  tutur Elsye Christine   yang mengaku bertemu calon suami saat kuliah di  Institut Theologia dan Keguruan Indonesia (ITKI)  Petamburan.  Dirinya  sendiri sedang kuliah di SMTH yang sama.  Segala sesuatunya memang harus ada visi, ini jadi barometer ke depan. Termasuk pendirian gereja, visinya memenangkan banyak jiwa.

“Sudah 22 tahun mengarungi biduk rumah tangga bersama, kami berdua  memiliki motto dalam mendirikan gereja,  tidak akan pernah tinggal diam, tidak akan menyerah sampai Pondok Kopi (tempat tinggal), Jakarta Timur dan Indonesia dimenangkan Tuhan,” tutur perempuan Minahasa yang baru saja menyelesaikan Pendidikan Lemhanas Angkatan II Virtual dengan lulusan terbaik kedua.

Dalam mewujudkan visi tersebut, kami percaya sudah waktunya Tuhan. Apa pun yang kami lakukan,  sekecil apapun  aktivitas seperti  membuka gereja, JT Law Firm, LBH GMDN, FOKAN dan aktivitas lainnya,  semuanya itu bersumber dari gereja. “Ada peluang melayani  secara nasional, Pak Jefry, Pak Irjen Arman Depari dan saya akhirnya mendirikan GMDN.  Kami bertindak saat itu sesuai dengan visi Tuhan taruh kepada kami,” tutur Christine yang mengaku sangat bersyukur pada Tuhan memiliki suami yang selalu mendukungnya aktif dan maju Bersama, termasuk melanjutkan studi hukum sehingga membuatnya menggeluti dunia advokat.

Visi  itu keberadaan Tuhan. Tuhan  ijinkan kita untuk menjangkau di luar gereja. Kalau bicara gereja ya pasti hanya sebatas GBI  saja. Tapi kalau nasional harus punya sarana lain. Kalau bicara skala  nasional dengan hanya  mengandalkan gereja kecil, mungkin tidak akan dihiraukan karena orang menilai kemampuan sangat terbatas.

Namun sukses bagi kami adalah  bagaimana bermamafaat kepada orang lain. Artinya semakin bermamfaat dan berdampak  kepada orang lain.  Misalnya kami bisa berdampak pembinaan bidang narkoba, keormasan hingga  sekolah hukum. “Saya bersyukur punya suami yang tidak mau sukses sendiri tetapi mengajak istri dan anak-anak untuk maju bersama,” pujinya. Untuk setiap pelayanan yang dilakukan, perempuan berparas ayu ini mengaku pasti banyak tantangan dan kendala, tetapi dengan mengandalkan Tuhan semuanya bisa diatasi.

Kantor hukum Jefry Tambayong (JT) Law Firm yang belum lama dirintis kini sudah diberkati dengan banyak menangani kasus-kasus hukum.  Semua yang kami lakukan ini,  agar sebagai orang tua bisa mewariskan sesuatu kepada anak-anak.  Tentu bukan yang lain tapi lebih ke  nama  baik. Banyak diwariskan bisa menjangkau semua.

“Saya memang banyak berbuat di belakang Pak Jefry, tampil  lebih sebagai konseptor. Motto GMDN Indonesia Bersinar hingga lagu marsnya,  saya sendiri yang menciptakan. Semua dimulai dari keluarga kecil. Dengan adanya visi berani memulai dan berani bertindak. Sebagai anak Tuhan tentu harus melihat dari kacamata Tuhan. Bersama Tuhan kami sanggup menyelesaikan segala perkara,” ungkapnya.

Sekedar informasi, sekarang GMDN sudah ada di 34 propinsi. Bahkan, GMDN bisa diterima dengan baik hingga di pesantren. Uniknya, Jefry sekeluarga, bersama istri dan anak-anak  kompak dan selalu dilibatkan di setiap pelayanan.  Misalnya di GMDN, putranya  Steven terjun sebagai kepala penyuluhan.

“Sudah 13 tahun  GMDM hadir,  kita selalu bikin motivasi. Banyak orang tanya Pak Jefry itu energinya  dari mana saja kok bisa melakukan seabrek-abrek aktvitas pelayanan gereja hingga organisasi?  Saya selalu bilang itu sumbernya dari energi dari Tuhan dan Roh Kudus. Memang anak-anak selalu dilibatkan, seperti  Stenly (putra bungsu)  dipercaya mengurusi bisnis cafe dan koperasi bersinar,”  jelasnya.

Sebab untuk GMDM sendiri selalu kami sampaikan keluarga adalah benteng yang utama. Kami sama sekali tak termotivasi untuk populer. Motivasinya hanya semakin bermanfaat dan semakin berdampak bagi semua orang. Dalam keluarga sudah terbiasa dengan keterbukaan.

“Kami sudah menikah 25 tahun dan sebelumnya pacaran 3 tahun. Pasti sebagai manusia biasa ada potensi untuk jatuh.  Tapi puji Tuhan suami saya benar-benar memprotek diri.  Dia selalu beraktivitas dengan timnya. Kalau ketemu lawan jenis tidak berdua dan dilakukan tempat terbuka. Dengan demikian keluarga tetap harmonis,” sharingnya berbagi.

Suami istri yang selalu kompak ini, belum lama ini sama-sama menyelesaikan Diklat Lemhanas. Meski sudah lulus dari Lemhanas, Christine bersama suami,  mengaku belum  tertarik masuk ke politik praktis. Kami masih fokus menjaga visi GMDN, “Bersatu untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (bersih narkoba).  Kita tidak akan pernah berhenti berjuang.

Diakuinya, bahwa diklat Lemhanas yang dikuti berguna untuk pemantapan-pemantapan pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. Nilai-nilai ini  yang ditimba dari Lemhanas. Mengikuti diklat diakuinya berguna untuk mengobarkan semangat  nasionalisme kita, semakin mantap dengan berpegang teguh kepada Pancasila. Apalagi tidak semua berkesempatan mengikutinya.

“Saya sendiri masuk Lemhanas sebagai utusan pendiri GMDN dan  Pak Jefry sebagai utusan dari  FOKAN,” tuturnya.

Ditanya apakah masih ada yang diimpikan yang belum tercapai, wanita yang murah senyum ini mengaku  hingga saat ini tidak ada. Baginya sesuatu biar berjalan mengalir dengan  pimpinan Tuhan. “Kalau ada yang ingin saya lakukan ke depan  pasti Tuhan arahkan.  Saya kira simpel saja. Kita hanya perlu mengandalkan Tuhan dalam melangkah, ” ucapnya.

Menanggapi maraknya intoleransi di Indonesia belakangan ini,  Elsye Christine Nayoan, S.H  mengatakan bahwa di GMDM sendiri menghargai semua pendapat.  Hak untuk berpendapat itu  dijamin. Mereka boleh setuju boleh tidak setuju. Tetapi  yang pasti kita punya satu harapan yang sama yakni melihat Indonesia yang kuat dan maju. Silahkan aspirasi tapi jangan sampai merusak.

“Di GMDN sendiri ini,  puji Tuhan,  kita bisa masuk ke semua lini.  Bahkan GMDN  bisa hadir di Bangkalan, Madura. Sebab isu narkoba kan musuh utama bersama. Karena itu, GMDM sangat diterima dimana-mana, kadang membuat lembaga lain iri dengan penerimaan ini,” ungkapnya.  Bayangkan, seru Christine, kalau sehari  70-80 korban meninggal karena Narkoba maka  setahun bisa  80 ribuan. Kalau generasi muda sekarang jatuh korban Narkoba  lalu siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan nanti? Makanya selagi masih bisa dicegah dan diperbaiki  semua harus bekerja sama. Tentu  perlu penegakan hukum yang tegas. Sebagai anak bangsa, kita semua berharap ke depan bangsa ini semakin lebih baik dan jauh dari ancaman narkoba.

Related Posts:

0 Response to "Kisah Sukses Advokat Elsye Christine Nayoan"

Post a Comment