Sabam Sirait Mengajarkan Berpolitik dengan Suara Hati

KAIROSPOS.COM, Jalarta - Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA)  menyelenggarakan Diskusi Publik: Sabam Sirait Politisi Negarawan di Mata Tokoh Lintas Agama, dengan menampilkan pemateri antara lain Dr. RE Nainggolan (Ketua Pengusul Sabam Sirait Pahlawan Nasional), Romo Benny Susetyo (KWI), Mayjen Purn. TNI (Purn) Wisnu  Bawa Tenaya (Ketua Umum Pengurus PHDI), Pdt. Jacklevyn F. Manuputty (Sekretaris Umum PGI)  Banthe Dammasubho Mahatera (Tokoh Budha) dan Ishag Zubaedi Raqib (Ketua LKN Infokom dan Publikasi PB NU) bertempat di Gedung LAI Jakarta, Kamis (28/04/2022).

Tampil pembuka, Ketua Panitia Pengusul Sabam Sirait Pahlawan Nasional, Dr. RE Nainggolan memaparkan bahwa sejak awal pihaknya lebih dulu mempelajari segala aturan perundangan-undangan terkait syarat pahlawan nasional. 
“Setelah mempelajari aturan, maka kami yakin segala kiprah dan pengabdian Sabam Sirait layak menjadi Pahlawan Nasional. Sesuai ketentuan Menteri Sosial maka sudah diselenggarakan Seminar Nasional di Medan dan seminar lokal lainnya di Sumut. Kemudian juga diselenggarakan di Jakarta,” jelas mantan Bupati Tapanuli Utara.
Selama 64 tahun, Sabam Sirait menegakkan sendi-sendi demokrasi Indonesia. Pencapaian lain, memperjuangkan UU Antimonopoli, mendukung Palestina.   Sabam Sirait  juga legacy, termasuk memperjuangkan Pemilu jujur dan adil, hingga kini tetap diterapkan.
Setelah melalui TP2GD Provinsi Sumut kemudian mempertimbangkan semua riwayatnya, kemudian mengusulkan ke Gubernur Sumut untuk diajukan Pahlawan Nasional.  Letjen Purn. Ery Ramayadi segera memberikan dukungan dan persetujuan melalui Surat Keputusan mendukung Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional dari Sumatera Utara
Dari serangkaian Seminar  Nasional, juga mendapat dukungan dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Mahfud MD. Hal telah diungkapkan, pada acara seminar nasional yang diselenggarakan GAMKI dan GMKI. 
Sementara Romo  Benny mengaku bahwa banyak berjumpa dan bersentuhan dengan sosok Sabam Sirait. Menurutnya, Sabam  seorang demokratis sejati  dan seorang pejuang yang berani melawan Orde Baru. 
“Bahkan di partai, Bang Sabam, juga berani berhadapan dengan kubu Soerjadi dan membela PDI Megawati. Saya lihat Pak Sabam Sirait selalu berjuang kebenaran dan keadilan,  masyarakat teraniaya,” paparnya.
Ditambahkan, bersama Gus Dur, juga berjuang untuk demokrasi Pancasila.  Selalu menekankan bahwa tidak ada tirani minoritas dan diktator mayoritas. Belajar politik mengedepankan suara hati, memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
“Bang Sabam berani melawan arus, meninggalkan statusquo, selalu memiliki konstruksi kekuasaan untuk keadilan dan kebenaran, ini dimensi ilahi. Beliau tokoh bangsa dan negarawan, melawan tirani dan otoriter. Kita berharap Bang Sabam Siriat dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional karena memperjuangkan demokrasi Pancasila secara murni dan konsekuen,” tegasnya.
Sementara Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen Purn. TNI (Purn) Wisnu  Bawa Tenaya  melihat  sosok Sabam Sirait banyak melihat dari literasi, dan buku-buku karena rentang waktu usia yang jauh. “Saya mencoba mereflesikan beliau, bahwa sampai usia sepuh masih mengabdikan diri ke NKRI,” ujarnya mengawali.

Bahwa kita duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, telah dibuktikan  Sabam Sirait. Dia juga  lintas persaudaraan. “Saya kira beliau ini seperti prajurit komando, dia selalu olah pikir dan sehat. Sangat bisa menentukan sikap. Melihat secara universal, tak kenal menyerah dan tampil berani. Selalu berjuang ke kebhinnekaan,” paparnya.
Menurutnya, sosoknya pantas jadi keteladanan generasi XYZ. Kalau Soekarno terkenal dengan  pertahanan semesta dan Hatta dengan koperasi, maka  Sabam Sirait di legilislatif, dia menunjukkan keteladanan  kalau di Hindu disebut caturwindu. Mengabdikan diri ke NKRI  sampai akhir hayatnya.
Mantan Danjen Kopasus ini mengingatkam tidak ada istan, semua harus dengan usaha dan tindakan. Perlu belajar dan latihan.  Anak muda harus mencontoh Sabam Sirait yang meniti karir dari bawah namun  tetap belajar sampai akhir hayatnya.
“Negara telah memberi penghargaan Bintang Mahaputera sebagai bukti pengabdiannya kepada negara. Karena itu layak, Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional,”ungkapnya.
Menarik juga, apa yang disampaikan Bikhu Banthe Dammasubho Mahatera (Budha) agar memandang peran politisi dari  kacamata alam, bingkai kesunyataan. Artinya memandang dari semua sisi yang berbeda, sehingga bisa menarik kesimpulan bukan keputusan. Seperti Budha memandang dunia, bagaimana memandang politisi, negara dan pandangan secara agama.
“Politik itu, adalah cara. Politea, semua ada. Budha memandang  dua, memandang wilayah duniawi dan duniawi spritual.  Parameternya, apakah saya kira apakah dia memiliki idealis, dinamis atau pluralis. Orang tumbuh ideologi yang kuat. Dinamis bisa menempatkan diri. Sedangkan Pluralis itu perpaduan ideologis dan dinamis,” urainya.  
Kalau di Indonesia, pernah Presiden SBY memberikan Gus Dur Bapak Pluralis. Karena dia datang ke semua agama dia disambut, dia tidak kehilanganan ideologi. Tokoh-tokoh, yang masuk itu, apalah ideologis, dinamis dan pluralis. 
“Saya juga mengintip kiprah Pak Sabam ini dalam politik. Jadi dari parameter itu, ketiga sosok Sabam Sirait miliki,” ujar Bhiku yang lama mengabdi di Bangkok, Thailand.
Pengalaman menarik dikemukakan Ishag Zubaedi Raqib yang terus terang mengaku tidak hanya  banyak bersentuhan dengan Sabam Sirait tetapi juga mengagumi sosoknya.
Setelah 23 tahun menimba ilmu Pesantren, Mas Edi KR (akrab disapa) mengatakan jauh-jauh hari sudah mendengar nama Sabam Sirait. Namun baru tahun 1992, ketika menjadi wartawan, dirinya bisa melihat langsung interupsi  Sidang Umum MPR terkait Luber dan Jurdil. 
“Saya berkenalan dekat dengan Pak Sabam dan kebetulan temanan dengan Putra Nababan, sejak 1992 makin dekat. Setiap ada acara Pak Sabam, Bang Lexy dan Megawati, saya selalu pertama mendengar.  Sosoknya selalu tampil  humoris. Jadi kalau sayamdiminta menilai, saya tidak punya kapasitas, Sabam Sirait  jauh melebihi kapasitas saya, saya pengangum beliu. Kalau diikhtiarkan Pahlawan Nasional jauh lebih layak. Ikhtiar Pak Sabam atas pembangunan nasional untuk keadilan dan kebenaran sudah tidak diragukan lagi,” tukas  wartawan Kedaulatan Rakyat Yogyakarta ini.
Menurutnya, Sabam Sirait sudah tidak terbantahkan kiprah dan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara, tidak perlu didiskusikan. Ia lebih mengusulkan agar  lebih menapaktilasi jejak kiprah Sabam Sirait. 
“Pak Sabam tidak perlu didiskusikan. Jejaknya jelas, dimana saja ada,  memiliki  ideologis, dinamis dan pluralis. Jarang ada  tokoh seperti  ini, dia hadir selalu datang membawa kebahagian. Orang-orang seperti ini pilihan Tuhan. Sekali lagi tidak banyak, salah satu guru kami, Gus Dur sosok lintas batas,” bebernya.
Ketua LKN infokom dan publikasi NU ini memberikan catatan penting peran seorang Sabam Sirait. Sabam Sirait saat mengemban Ketua Pansus lahirnya UU Anti Monopoli. Ketika, Sabam Sirait disepakati  memimpin Pansus Anti Monopoli perlu kapasitas untuk  melawan kepentingan kartel, terjadi perdebatan berjam-jam. 
Satu lagi yang tidak kita lupakan, Kiprah Sabam Sirait saat dipercaya menjadi Ketua Pansus RUU Otonomi Khusus Papua. Faktanya, UU Otsus Papua sekarang masih landasan dan langkah-langkah pemerintah dalam membangun Papua.
Pada bagian akhir Edi membacakan catatan kecil terkait Sabam Sirait yang diberi judul; Serial menghayati nilai-nilai Sabam Sirait. Pak Sabam sesuatu yang pasti dan tidak perlu didiskusikan. Dia meninggalkan jejak di banyak tempat. 
Kami menyebut wasilah atau perantara, Ia sesuatu yang suci. Dianugerahi Tuhan privilege untuk mencerminkan agamanya. Melampau juru penerang agama sendiri. Dia Manusia Lintas Agama sudah melampau batas, wujud standar tertinggi di kalangan agama dan sosial. Duta propotik Tuhan. 
“Saya kira kehadirannya jejak lengkapnya bisa dijadikan kurikulum, dipelajarin. Kurikulum Sabam Sirait. Dari sosoknya terlihat nilai-nilai kekristenan yang universal. Kalau Tuhan berkehendak, derajad kepahlawan itu mudah disematkan kepada Sabam Sirait,” tegasnya. 
Sekretaris Umum PGI, Jacky Manuputty yang tampil pemateri terakhir, menegaskan Sabam Sirait tokoh sangat fenomenal. Diakuinya percakapan tentang Pak Sabam tidak akan habis-habisnya. “Kami di PGI sudah membicarakan tokoh ini. Menarik, ia seolah sumur yang ditimba yang tidak habis-habis,” cetusnya.
Ada tiga poin yang bisa sampaikan terkait ketokohan Sabam Sirait. Pertama, Sabam Sirait memberi arah dalam pergulatan nasionalisme. Jelajah pemikirannya sangat luar biasa. Belajar dari TB Simatupang, Amir Syarufuddin, JJ Russo. Dia sosok ideologis, melintasi banyak batas selama 60 tahun berkiprah. Seorang politisi senior yang konsisten memperjuangkan demokrasi. 
Kedua, sosoknya berhubungan secara lintas batas. Kemampuan komunikasi yang luar biasa. Tidak terbatas sekat agama dan etnis. Menembusi sekat-sekat perbedaan. Ini jadi catatan mahal karena  sekarang ada politisasi agama dan politik identitas, kadang mendorong kekristenan membangun pertahanan sendiri. Tanpa disadari itu justru menutup ruang. Titik temu sebagai seorang nasionalis, Sabam Sirait meletakkan dasar itu. Persahabatan lintas batas kelompok.
Berikutnya, ketiga, Ia tokoh yang memberikan arah kosmopolitan. Dia tokoh menjadi level mancanegara. Sangat mendukung Palestina, menolak berkunjung ke Israel. Juga, terang-terangan membela perjuangan Irak invansi Amerika.  “Sabam Sirait berpolitik dengan bersahaja, mengusahakan untuk kemaslahatan semua orang. Kami (PGI) sangat layak memperjuangkannya, kita membutuhkan kepahlawanan wajib diperjuangkan,” pungkasnya. 

Related Posts:

Pdt Gomar Gultom Ketum PGI Apreasiasi Langkah Pewarna dlm program NTRJ


KAIROSPOS.COM, Jakarta - 
Cuaca hujan cukup lebat melanda ibukota Jakarta menambah kesejukan tersendiri saat Pimpinan Pusat Pewarna Indonesia berkunjung ke kantor PGI di jalan Salemba Raya No 10 Jakarta Pusat Kamis 21 Maret 2022.  Kunjungan Pewarna yang dikomandani langsung ketua umum pewarna Yusuf Mujiono disambut hangat  Ketum PGI  Pdt Gomar Gultom di lantai dua gedung PGI. Dalam pertemuan tersebut  Yusuf Mujiono selaku Ketum Pewarna menyampaikan tentang kegiatan Pewarna Indonesia baru-baru ini, yaitu  Diskusi lintas agama yg digelar di Masjid Istiqlak Jakarta serta Napak Tilas Rasul Jawa (NTRJ) yang sdh dilaksanakan dari tanggal 28 Maret hingga 3 April 2022

Meresponi tersebut pdt Gomar, NTRJ ini adalah langkah yang baik untuk memgangkat kembali tentang kiprah penginjil bumi putera atau penginjil nusantara. Dengan NTRJ  yang mengangkat sosok penginjil asli tersebut bisa mengangkat kembali percaya diri sebagai Kristen Indonesia ditengah maraknya kristen ala Amerika, Korea dan ke Yahudi Yahudian.
Kedepan Pewarna Indonesia diharapkan bisa memunculkan kembali penginjil dari berbagai daerah nusantara misalnya Batak, Papua NTT, dan daerah lainnya. 

Seperti di tanah Batak, yang menonjol Nomensen, terapu sebaliknya tokoh lokal seakan tersembunyi, juga di Papua, yang menonjol Otto dan Geissler. Padahal tokoh lokal juga diyakini banyak dalam penginjilan itu, seharusnya ikut diangkatlah, harapan pdt Gomar.

Selain Yusuf Mujiono  ketum Pewarna hadir di kantor PGI,  didampingi beberapa pengurus seoertu , Ronald Stevly Onybala selaku sekjen Pewarna,  Ana Kezia, Christy,  Rikardo Marbun,  Maruap Sianturi, Joe Loing .

Dalam pertemuan tersebut serasa pertemuan keluarga, karena memang antara Yusuf dan Pdt. Gomar sudah termasuk sahabat lama, yang menambah kesejukan dalam suasana bincang-bincang.

Di kesempatan bincang tersebut pdt  Gomar juga memberikan pandangan sebagai lanjutan apresiasinya tentang kegiatan NTRJ, yang mengangkat kisah perjuangan anak-anak Nusantara. Menurut beliau (Gomar,red), Kristen di Indonesia ini sepertinya kurang percaya diri dengan bangsanya sendiri, kenapa tidak" kan ada bahasa kita selamat pagi, selamat siang, dan  selamat malam, tetapi, dalam setiap pembukaan ibadah, kenapa memakai kata shaloom,? Tanpa kita sadari, kita sudah terjajah secara imani. Terjajah oleh lembaga lembaga misi dari luar, ya, mungkin didukung karena mereka banyak uang. Kita harus akui, bahwa gereja-gereja dan yayasan-yayasan pekabaran Injil di Indonesia sekarang ini sudah menjadi bonekanya orang luar. Dan ini sesuatu yang bagus untuk diangkat oleh Media, tegas beliau.

Lanjut dengan nada semangat, Pak Gomar menegaskan lagi, kalaupun mereka mempunyai kekayaan (misionaris luar,red), kita juga punya banyak kekayaan, cuman, kita yang menggadaikan kekayaan kita kepada negara-negara asing. Yang lebih berbahaya lagi menurutnya adalah, kita sekarang sangat tergantung kepada teologi baru yang lebih berakar kepada kejahudian. Dikit-dikit Israel, seolah-olah Israel itu menjadi skalanya. Sudah banyak gereja dan media-media Kristen yang ikut dalam arus itu. "Kalau saya baca di media-media Kristen sekarang ini, banyak mengagungkan Israel. Karena iklan-iklannya lebih banyak travel biro ke Holyland. Ini juga tanpa disadari kawan kawan media sekarang ini, sedang menjadi alat dari sebuah aliran teologi baru yang disebut teologi tradisi. Menurut saya, ini sebuah warning juga buat kita semua", tandasnya.

Satu warning lagi dari Pdt Gomar, bahwa di Papua dan Minahasa sudah mulai berkibar bendera sciencentik , menurutnya sam, media juga harus ikut mendidik tentang hal itu, tutup Gomar. 

Diakhir kesempatan Yusuf Meminta pihak PGI agar menyampaikan ke gereja gereja yg berbasis dgn suku Jawa agar memperkuat literasi tentang para tokoh tokoh penginjil jawa dgn membuatkan semacam gambar gambar penginjil serta karyanya di tempat tenpat gereja lokal atau pietilasan para penginjil tersebut sehingga jemaat mudah mendapatkan informasi tentang sosok dan kiprah para penginjil tersebut. 
Dengan harapan menarik perhatian umat utk berkunjung dan memziarahi para penginjil asli anak negeri itu.l [Mar'S]

Related Posts:

RACHMAT MANULANG: DENGAN MOU, TERBANGUN SINERGITAS YANG BAIK ANTARA STT LETS DAN PEWARNA INDONESIA

KAIROSPOS.COM, Kota Bekasi - Dalam rangka meningkatkan kebersamaan kelembagaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan formal dan non formal, Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia) dan STT LETS (Lighthouse Equipping Theological School), hari ini, Selasa (19/04/2022) melakukan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sekaligus Penandatanganan Kerjasama di Kampus STT LETS, Grha Rhema Bekasi Barat. 
Penandatanganan MoU untuk jangka waktu lima tahun ini, masing-masing diwakili oleh Yusuf Mujiono (Ketua Umum Pewarna Indonesia) dan Dr. Ir. Rachmat T. Manullang, M.Si selaku Ketua STT LETS.
Unsur Pengurus Pusat yang hadir mendampingi Ketua Umum, Sekretaris Jenderal Ronald Stevly Onibala dan Bendahara Umum Jacob Albert Muntu. Hadir juga, Maruap Sianturi sebagai perwakilan Pengurus Cabang Pewarna Kota Bekasi. Sementara dari pihak STT LETS, hadir Dr. Antonius Natan, M.Th., Waket I Bidang Akademik.

Dengan penandatanganan MoU tersebut diharapkan meningkatkan sinergi antara STT LETS dan Pewarna Indonesia khususnya dalam peningkatan Sumber Daya Manusia. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Racmat Manullang disela-sela penandatanganan MoU.

“Harapan bisa terbangun sinergitas yang baik antara STT LETS dan Pewarna Indonesia. Bersama saling menguatkan, saling membantu, khususnya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia”, tutur Ketua STT LETS ini.

“Juga dengan kerjasama ini, bisa memberi warna kepada Indonesia dengan narasi-narasi yang membawa pemahaman yang benar terutama untuk sisi kekristenan dalam perspektif kebangsaan”, tuturnya lagi.

Ditanya harapannya terhadap Pewarna Indonesia, dengan gambalang Ketua STT LETS ini meminta Pewarna Indonesia sebagai wadah profesi wartawan Nasrani semakin eksis dan berdampak bagi gereja dan bangsa khususnya dalam menangkal berita hoaks dan konflik.

“Saya harap pewarna semakin eksis dan juga memberi dampak kepada gereja dan bangsa. Jangan sampai institusi media ini diisi dengan hoaks dan konflik. Sekarang ini penuh konflik karena pandemik, perang Rusia dan Ukraina. Disini peran pewarna untuk mengisi dengan perspektif yang benar, dengan pandangan yang lebih holistik sebagai umat Tuhan”, terang Rachmat manullang.

Sementara itu, sebagai tindak lanjut dari MoU, direncanakan STT LETS dan Pewarna Indonesia akan mengadakan Seminar Nasional dalam waktu dekat ini. Seminar yang akan menghadirkan narasumber bertaraf nasional ini, mengangkat isu tentang pengembangan Pendidikan karakter dan budaya bangsa. 

Hal menarik lain, sebagai bagian dari Kerjasama, STT LETS siap memberikan beasiswa kepada anggota Pewarna Indonesia yang ingin kuliah atau melanjutkan pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Rachmat T. Manullang, M.Si selaku Ketua STT LETS.

“Kita akan berusaha memberikan beasiswa walau tidak full, untuk bisa saling membantu dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kita”, ungkapnya. (RSO)

Related Posts:

PGLII Menyatakan Sikap Keberatan Terhadap Vonis Hakim MKC 10 Tahun

KAIROSPOS.COM, Jakarta PGLII (Persekutuan Gereja-Gereja Dan Lembaga - Lembaga Injili Indonesia) menyatakan sikap keberatan terhadap putusan majelis hakim PN Ciamis, pada tanggal 06 April 2022 atas perkara terdakwa H.Muhamad Kosmen Alias Muhamad Kece Alias Muhamad Kace Alias Muhamad Kosmen Cornelius Alias Kosmen Bin Sunet.

PGLII Mengeluarkan pernyataan sikap no.:137.04.22/pbI/PP.PGLII/2022 dan mengadakan konfrensi pers di sekretariat PGLII di Jaksel 11, April 2022. Dihadiri Ketua Umum Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th., Sekretaris Umum Pdt. Tommy Lengkong, M.Th. dan pengurus Pusat lainnya.
Pernyataan sikap PGLII sebagai berikut :

Pertama, Bahwa terkait tuntutan Penutut Umum yang mengajukan tuntutan pidana (requisitor) khususnya perkara M Kace yang menarik perhatian masyarakat yang berskala nasional ternyata tidak benar benar memperhatikan kepentingan M Kace selaku Terdakwa (Tidak mencerminkan keadilan). 
Menjadi pertanyaan besar mengapa Penuntut umum mendakwa dan menuntut terdakwa 
berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum 
Pidana Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP yang nota bene bertentangan dengan perkembangan masyarakat 
Indonesia saat ini di era keterbukaan informasi dan kebebasan menyampaikan pendapat dimuka 
umum sesuai konstitusi yang telah mengalami amandemen sesuai dengan agenda reformasi 
namun Penuntut umum mendakwa berdasarkan Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang 
Peraturan Hukum Pidana sedangkan apabila berdasarkan UU No. 1 PNPS 1965 tentang 
pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama dalam pasal 2 diwajibkan adanya surat 
perintah dan peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya itu didalam suatu keputusan 
bersama Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.

Kedua, Bahwa demikian juga Majelis Hakim Perkara 186/Pid.sus/2021/PN Cms pada tanggal 06 April 2022 
telah memberikan vonis yang bertentangan dengan prinsip memvonis 10 tahun penjara sesuai 
tuntutan Penutut Umum. Padahal tuntutan Penutut Umum dalam perkara M Kace ternyata tidak 
benar benar mempertimbangkan hak-hak asasi bagi M Kace yang mempunyai hak asasi manusia 
yang dilindungi oleh Konsitusi, Undang-undang maupun Deklarasi Universal HAM dan karena itu
Majelis Hakim Perkara No 186/Pid.sus/2021/PN Cms pada tanggal 06 April 2022 memvonis 10 
tahun penjara nyata-nyata tidak berorientasi pada tujuan pemidanaan untuk rehabilitasi terpidana,  tidak bersifat humanistic dan penjatuhan pidana penjara oleh Majelis Hakim Perkara aquo tidak bersifat hati-hati dan tidak adil. Hal ini apabila kita bandingkan dengan orang yang 
sudah melakukan baiat kepada ISIS nyata-nyata merupakan perkara terorisme atas nama Terdakwa Munarman hanya mendapat 3(tiga) tahun, sedangkan M Kace yang sama sekali tidak berbahaya kepada organisasi transnasional apapun dia mendapat 3 kali lebih berat daripada 
Munarman itu jelas suatu ketidakadilan yang sangat vulgar yang sangat mencederai khususnya 
kaum Kristiani.

Ketiga, Bahwa berdasarkan informasi yang kami peroleh dari media online bahwa atas putusan Perkara 
186/Pid.sus/2021/PN Cms pada tanggal 06 April 2022 telah diajukan banding oleh Terdakwa M 
Kace pada tanggal 06 april 2022 dan arti hukumnya putusan Perkara 186/Pid.sus/2021/PN Cms 
pada tanggal 06 April 2022 belum berkekuatan hukum tetap.

Keempat, Bahwa kami mendesak Menteri Hukum dan HAM RI, Komisi VIII DPR RI, Pengadilan Tinggi dan 
Kejaksaan Agung menempuh pendekatan keadilan restoratif dalam perkara M Kace.

Kelima, Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan apresiasi kami kepada Menteri Agama RI yang 
memimpin selaku Menteri dari semua agama di Indonesia sesuai Pancasila dan Bhinneka Tunggal 
Ika serta kepada Densus 88 yang bekerja tanpa lelah mengamankan negeri ini dari kelompok 
teroris.

Related Posts:

Secara Aklamasi Pdt Selvy Supangkat Terpilih sebagai Ketua API Kota Bekasi di KONPERCAB API Kota Bekasi




Bekasi - Asosiasi Pendeta Indonesia Kota Bekasi pada tanggal 31 Maret 2021 melaksanakan Konpercab yang di gedung Mega Bekasi Hypermall lt 2 Bekasi. Acara tersebut di hadiri oleh para sesepuh dan pendiri serta pengurus Asosiasi Pendeta Indonesia Kota Bekasi
Alasan diadakannya Konfercab Api kota Bekasi ini dilaksanakan  dikarena ketua Lama Pdt Andy Markus, MTh telah terpilih dalam konferda API Propinsi Jawa Barat Sebagai Ketua DPD API propinsi Jawa Barat Berpasangan dengan Pdt Dr Jootje Tambayong Sebagai Sekertaris API Propinsi Jawa Barat, Sesuai dengan Mekanisme dan Aturan Organisasi serta AD ART API maka DPC API kota Bekasi menggelar Konfercab untuk mengisi kekosongan kepemimpinan yang telah di tinggalkan Oleh Pdt Andy Markus, MTh. 

Acara yang di selenggarakan dengan tetap mengedepankan prokes di pimpin langsung oleh Ketua DPD API Propinsi Jawa Barat dengan di dampingi oleh Sekretaris DPD API Propinsi Jawa Barat, Prosesi Konfercab API Kota Bekasi yang sebelumnya dengan Ibadah Singkat ini dapat berjalan dengan tertib aman dan terkendali. 
Berdasarkan hasil musyawarah menuju Mufakat Peserta Konferda sepakat secara aklamasi memilih Pdt Selvy Supangkat Sebagai Ketua DPC Api Kota Bekasi periode 2022 - 2027 dan hasil konfercab API kota Bekasi mengamanatkan ketua terpilih untuk melengkapi susunan kepengurusan API Kota Bekasi ( Herry Rondunuwu) 

Related Posts:

Kompak, Bupati Jepara Bersama Pimpinan Parpol dan Warga Gelar Padusan


KAIROSPOS.COM, Jepara - Bupati Jepara Dian Kristiandi menggelar padusan di sungai Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jumat (1/4/2022). Salah satu desa wisata yang ada di Jepara

Padusan yang digelar bupati dalam menyambut puasa ini menarik perhatian warga. Pasalnya, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Jepara itu gelar tradisi bersama warga dan anak-anak Desa Tempur. 

Tidak hanya itu, gelaran tersebut juga diikuti pimpinan partai politik (parpol) yang ada di Jepara. Di antaranya KH. Nuruddin Amin, Ketua DPC PKB Jepara, H. Masykuri, Ketua DPC PPP Jepara. Juga hadir H. Bambang Harsono, Ketua DPC PAN, H. Ahmad Fauzi, Ketua DPD Golkar Jepara, H. dan H. M. Latifun, Ketua DPC Demokrat Jepara. 
Bupati bersama para petinggi parpol dan warga terlihat kompak berjalan menuju sungai lokasi padusan diiringi dengan pembacaan salawat. Setibanya di sungai, padusan diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin Ketua DPC PKB Jepara KH. Nuruddin Amin atau Gus Nung. 

Bupati Jepara Dian Kristiandi mengatakan, padusan merupakan tradisi Jawa muslim yang digelar menjelang ramadan. Tujuannya untuk membersihkan jiwa dan raga agar siap menghadapi bulan Ramadhan. 

Selain mandi bareng atau padusan, bupati juga bersih-bersih sungai bersama warga sekitar dan anak-anak. "Kami ajak warga dan anak-anak untuk mengedukasi anak supaya tertanam dalam pikirannya masuk dalam hatinya bahwa kebersihan itu sebagian dari imam," kata Mas Andi. 

Sebelumnya, politisi PDIP yang akrab disapa Mas Andi bersama pimpinan parpol juga menanam pohon di pinggir sungai untuk melestarikan alam. 

"Kita menanam pohon di bibir sungai untuk menjaga alam ini. Agar tebing tidak longsor. Alhamdulillah, masyarakat Desa Tempur sangat sadar lingkungan. Kita lihat sungai ini sangat bersih," ungkapnya.

"Kalau semuanya bersih, menjaga kelestarian alam, lingkungan dan membersihkan diri, insya Allah iman kita kuat dan akan dalam menjalankan ibadah puasa

Related Posts: