Alzaitun dan MUI Berdamai, Apakah Kasusnya Tuntas


KAIROSPOS.COM, Jakarta - Bahwa perdamaian dan saling memaafkan antara Pimpinan Ponbdok Pesantren Alzaytun dan beberapa Pelapor serta tergugat dalam perkara perdata tersebut diatas, telah kami sampaikan kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia sebagai laporan, dimana sebagai kuasa hukum kami berharap agar perkara yang menyangkut kilen kami dipertimbangkan sebaik mungkin oleh pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, agar kebaikan bersama dan kedamaian serta ketentraman selalu di negara tercinta ini, terutama menjelang dilaksakannya Pemilu Legislatif dan Pilpres 2024. 

Klien kami Syaykh Abdussalam Panji Gumilang, bahkan selama proses hukum berjalan, selalu menyampaikan kepada kami selaku kuasa hukumnya, untuk mencegah keluarga besar Pondok Pesantren untuk melakukan apapun yang menganggu ketentraman masayarakat. 


Pada akhirnya Klien kami menyampaikan bahwa semua kita tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan manusiawi, walau telah menjadi obyek dan atau sasaran hingar bingar di dunia maya, terlepas dari salah dan benar yang hanya hak ALLAH semata mata untuk menentukannya. 

Syaykh Abdusalam Panji Gumilang menyampaikan permintaan maaf atas hingar bingar yang terjadi kepada Bangsa Indonesia, baik yang mendukung ataupun yang berseberangan. Seiring harapan agar kita semua sebagai Bangsa Indonesia selalu hidup dalam damai penuh toleransi, sehingga Negara tercinta ini selalu aman, damai dan tentram. 

Kepada Tuhan juga segalanya dikembalikan Jakarta : 20 Sptember 2023 Hormat kami Hendra Effendi SH, MH – Dr. Ali Syaifuddin, SH, Mh dan kawan kawan Kuasa Hukum Syaykh Abdussalam Panji Gumilang

Related Posts:

PEMKAB Jepara Merespon Positif Rencana Festival Bondo Memperkuat Bondo sebagai Daerah wisata Relegi

KAIROSPOS.COM, Jepara - Pagi Senin 11 September 2023 Pihak Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) dan panitia lokal festival Bondo dan Rapat Kerja Nasional Pewarna di terima pihak Pemerintah daerah Kabupaten Jepara terkait permohonan audensi dengan pihak Pemda. 

Di gedung kantor bupati Jepara PEWARNA diterima Asisten Bupati serta jajaran kepala-kepala dinas Pemda Jepara serta Camat Bangsri di mana acara festival akan di gelar. Denny asisten bupati menyambut dan mempersilahkan Pengurus Pusat PEWARNA yang di pimpin langsung Yusuf Mujiono ketua umum didampingi Albert Muntu Bendahara umum, Dony Leonardo Departemen Lintas lembaga dan Ricky Mantiri Departemen OKK dan dari pihak panitia lokal antaranya Suyito Basuki ketua, Sugeng sekretaris, Subandrio bendahara serta Betty dan Purwati, untuk menjelaskan maksud dan tujuan festival Bondo. 

Yusuf setelah memaparkan bahwa festival Bondo ini merupakan tindak lanjut dari napak tilas rasul jawa (NTRJ) sebuah kegiatan mendudah kembali nilai-nilai luhur yang telah di torehkan oleh para pendahulu kita terutama sosok atau tokoh penginjil bumi putera. Di mana dalam kiprahnya sosok penginjil itu mampu berkontribusi dalam meningkatkan tatanan masyarakat ketika itu serta mampu memberikan terobosan akan tata kehidupan dengan nilai-nilai baru.

Dan bukti dari karya mereka berdiri sebuah kampung Nasrani yang saat ini menjadi sebuah desa Bondo masuk wilayah kabupaten Jepara.  Dan di desa tersebut menyimpan sejarah dan karya dari seorang tokoh nasrani Kyai Ibrahim Tunggul Wulung sekaligus tempat makam dari Kyai Ibrahim Tunggul Wulung dan Istrinya Nyi Endang Sampurnawati. 

Melihat Bondo ini PEWARNA melihat bahwa desa ini bukan saja menyimpan sejarah kiprah Kyai Ibrahim Tunggul Wulung sebagai tokoh yang membuka kampung Kristen tetapi juga alamnya yang dekat dengan pantai menjadi daya pikat tersendiri jika di kembangkan menjadi sebuah daerah destinasi wisata religi baik bagi umat Nasrani maupun umat-umat beragama lain. 

Sehingga Jepara menjadi sebuah daerah yang kuat dengan nuansa keberagaman karena balutan nilai-nilai agama yang bisa bertumbuh dan berdampingan seperti yang dicanangkan di sebuah gapura masuk wilayah pantai bondo dengan tulisan besar wisata tri releginya. 

Untuk itu kegiatan festival Bondo ini, akan semakin mengukuhkan desa Bondo sebagai kawasan wisata religi yang bercirikan Nasrani dengan harapan festival ini akan menjadi agenda tahunan Pemda Jepara serta masyarakat Bondo sendiri. 

Menyambut paparan dari PP Pewarna dan panitia, Denny asisten Bupati mersepon positif rencana ini, dan sebagai pemerintah daerah akan memberikan dukungan semaksimal mungkin akan rencana festival ini, dengan harapan desa Bondo di Jepara akan semakin di kenal dan rencana memperkuat Bondo sebagai kawasan wisata religi ini akan mendukung kerja pemerintah daerah dan bermanfaaat bagi masyarakat sekitar. 

Kepada pihak panitia lokal Denny meminta mengajukan surat kembali apa saja yang pantia butuhkan, agar acara ini b erlangsung dengan sukses dan berdampak bagi masyarakat sekitar dan wilayah Jepara itu sendiri. 

“Silahkan ajukan list apa saja yang diperlukan, kemudian setelah kami menerima list dari panitia akan kami serahkan kepada bapak bupati lalu akan menjawab bagian mana yang kami bisa bantu, namun prinsipnya pihak Pemkab akan mendukung semaksimal mungkin, dengan harapan acara ini akan sukses dan berdampak bagi masyarakat”, tandas Denny yang didampingi kepala kepala dinas Pemkab Jepara. 

Festival Bondo sebuah rangkaian acara yang akan digelar mulai tanggal 8-11 November diawali dengan berbagai kegiatan seperti seminar-seminar, pengobatan gratis, camp jurnalistik dan puncaknya festival Bondo yang rencana akan diikuti lima ribu orang dari berbagai gereja bukan saja gereja-gereja dari Bondo dan sekitarnya tetapi juga ada beberapa gereja dari luar kabupaten sekitar. Di mana festival ini akan menggunakan adat budaya diiringin berbagai nyanyian kidung jemaat dan puncaknya menggelar paduan suara kolosal dengan harapan bisa tercatat dalam rekor MURI.

Related Posts: