“Tuhan adalah Energi Ilahi yang Kekal”: Paparan Reflektif dr. Elly Lasut Menggugah Kesadaran Spiritual dan Intelektual


KAIROSPOS.COM, Jakarta - Dalam suasana khidmat di Gedung GPdI Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebuah paparan reflektif yang tak biasa menggema, menantang batas-batas konvensional dalam memahami Tuhan, penciptaan, dan eksistensi manusia. Dalam acara bedah buku bertajuk “God is Energy – Rahasia di Balik Penciptaan”, dr. dr. Elly Engelbert Lasut, ME tampil bukan hanya sebagai penulis, tetapi juga sebagai pemikir yang berani meretas sekat antara iman dan ilmu, Rabo (2/7/2025).

“Apakah Tuhan itu energi?” tanya dr. Elly membuka presentasinya.
“Ya, dalam pengertian tertentu. Tuhan adalah energi ilahi yang kekal, tak terlihat namun nyata. Energi yang menyatu dalam unsur kehidupan, dalam tarikan napas, dalam rotasi planet, dan bahkan dalam kasih yang menyala di dalam hati manusia,” ujarnya tenang namun penuh getaran spiritual.

Paparan ini bukan sekadar gagasan filosofis, tetapi hasil pengkajian lintas disiplin: teologi, biologi, fisika kuantum, kosmologi, hingga ekologi spiritual. Ide ini pertama kali disampaikan dr. Elly dalam forum akademik bergengsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Sekolah Tinggi Teologi se-Jawa, disponsori oleh Ikatan Cendekiawan Kristen Indonesia (ICKI), dan dihadiri oleh pejabat Kementerian Agama RI, termasuk Dirjen Bimas Kristen.

“Awalnya banyak yang ragu,” aku Elly, “tetapi ketika pendekatan ini dilihat dari sisi ilmiah dan spiritual, banyak yang mulai memahami bahwa energi sebagai ekspresi Tuhan bukan hanya metafora, tetapi kenyataan yang bisa dirasakan, bahkan dikuatkan oleh hukum-hukum alam itu sendiri.”

Dari Kedokteran hingga Spiritualitas: Jembatan antara Iman dan Ilmu, karena buku ini adalah cermin dari perjalanan panjang dr. Elly Lasut — seorang dokter spesialis, ekonom, politisi, sekaligus pemimpin daerah yang kini dikenal sebagai pemikir lintas bidang. Lebih dari 14 tahun pendidikan, termasuk studi lanjutan di Amerika Serikat, ia mengasah pemahaman bukan hanya pada ilmu medis dan kebijakan publik, tapi juga filsafat, teologi, dan kosmologi spiritual.

Dalam satu forum internasional yang dihadiri lebih dari 200 rektor dan akademisi dari berbagai negara, ia menyatakan dengan lantang: "Saya memang politisi, tapi saya juga ilmuwan. Saya bukan jomblo — saya suami dari sesama Bupati. Kami berdua kepala daerah, hingga akhirnya istri saya berpulang. Tapi saya terus melangkah, karena saya membawa pesan tentang Tuhan yang hidup dan bekerja sebagai energi ilahi — bukan dalam simbol, tapi dalam realitas yang menghidupkan seluruh semesta.”

Jembatan Bagi Generasi yang Haus Kebenaran, karena Lebih dari sekadar karya tulis, buku ini adalah undangan bagi generasi masa kini untuk berpikir, merenung, dan berdialog, bukan hanya soal asal-usul semesta, tapi juga soal makna hidup, identitas manusia, dan hubungan eksistensial dengan Sang Pencipta.
Dalam era di mana teknologi mendisrupsi kehidupan dan spiritualitas mulai kehilangan arah, dr. Elly menegaskan pentingnya menjembatani antara iman dan ilmu, antara pengakuan religius dan observasi ilmiah.

"Di balik penciptaan,” tuturnya, “terdapat satu kebenaran universal: Energi ilahi yang abadi, bekerja dalam kasih, dalam ciptaan, dan dalam kesadaran umat manusia.”

Buku “God is Energy – Rahasia di Balik Penciptaan” kini bukan hanya menjadi bacaan reflektif, tetapi juga menjadi platform pemikiran terbuka bagi mereka yang mencari Tuhan dengan akal dan hati, serta jembatan kesadaran baru antara spiritualitas dan sains, antara langit dan bumi

Related Posts:

DePA-RI DI KBRI DI BEIJING: MALE ORDER BRIDE WNI DI CHINA HARUS ADA SOLUSI

KAIROSPOS.COM, Beijing - Setelah menenuhi undangan untuk menyampaikan presentasi di kampus China University of Political Science and Law (CUPL), Luthfi Yazid memimpin delegasi DePA-RI ( Dewan Pergerakan Advokat Republik Indonesia ) mengadakan kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing tanggal 1 Juli 2025. Delegasi Luthfi Yazid dengan didampingi rombongan yang berjumlah 13 orang diantaranya Abdul Aziz Zein, Sugeng Aribowo, Ainuddin Abdul Hamid, Aulia Taswin, Muhammad Irana Yudiartika, Wahyu Ramdhani, Ajrina Fradella, Rita Ria Safitri dan lain-lain. 

Dari KBRI yang menerima diantaranya Nur Evi Rahmawati ( Minister Counsellor), Irwansyah Mukhlis ( Minister Counsellor, Political Affairs), Yudil Chatim ( Education and Culture Attache), kebetulan Duta Besar sedang menghadiri sebuah acara penting lainnya. 

Delegasi DePA-RI disambut dengan ramah, serta mengadakan diskusi disertai tanya jawab tentang Male Order Bride yang cenderung meningkat dan menimbulkan persoalan. Male Order Bride adalah pernikahan antara orang Indonesia dengan orang China melalui perantaraan agent yang ada di Indonesia maupun agent yang ada di China. 
Terkait Male Order Bride. Belum ada data dan jumlah yang pasti, akan tetapi kecenderungan Male Order Bride bermasalah meningkat. Pernikahan WNI dengan warga negara China “difasilitasi” oleh agen di kedua negara melalui iklan dan promosi yang menggiurkan. Dalam promosi, misalnya, diinfokan bahwa calon suami yang WNA tersebut dikatan seorang pengusaha, kaya, good looking, setia dan sebagainya. Persis seperti biro jodoh. Setelah terjadi kesepakatan kemudian calon suami yang warga negara China tersebut membayar “mahar” kepada perempuan Indonesia melalui agent. Misalnya membayar mahar Rp 100 juta atau Rp 300 juta. Akan tetapi uang yang sampai ke calon isteri hanya sebagian saja karena dipotong oleh agent. 

Dalam prakteknya di lapangan, setelah mereka menenuhi persyaratan administratif untuk menikah dan dilaksanakan pernikahan, tidak lama timbul permasalahan. Muncul kekecewaan. Terutama karena ternyata sang suami, misalnya, hanyalah penjual kelontongan yang sangat kecil ( meski juga bisa disebut “pengusaha”). Atau suaminya pemalas dan pengangguran. 

Male Order Bride mirip dengan kawin kontrak, hanya saja Male Order Bride ini “dilegalisasi”. 

Kemudian juga ternyata di China mereka tinggal di pelosok desa. Ini tidak sesuai dengan harapan si perempuan saat di Indonesia. Akhirnya timbul percekcokan, dan akhirnya si perempuan minta cerai. Nah si suami keberatan karena sudah merasa membayar “mahar”. 

Kasus-kasus semacam ini banyak terjadi di China. Tentu saja KBRI punya ada keterbatasan untuk menyelesaikan tuntas masalah ini, sebab semua persyaratan formal dipersiapkan oleh agent. Maka agent mempunyai tanggungjawab penuh. Harus memberikan ingormasi yang akurat tentang calon suami, umpamanya, keadaan ekonomi si calon maupun domisili persissnya, gambaran kotanya dan sebagainya. Jika tidak, ada risiko pidana bagi agent. 

KBRI Beijing dengan personil yang terbatas sementara begitu banyak persoalan umpamanya soal mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri tirai bambu ini mencapai 14 ribu, intensitas perdagangan ekspor-impor China-Indonesia terus meroket. 

Oleh sebab itu, terkait Male Order Bride perlu pembenahan dan penertiban dari awal terutama di level agent agar agent tidak lepas tangan. DePA-RI, menurut Luthfi Yazid, menyatakan siap jika harus ikut mensosialisasikan informasi legal yang diperlukan. 

Jika masalah Male Order Bride ini tidak ditangani lebih awal, kata Luthfi Yazid, dikhawatirkan menjadi masalah sosial-politik yang makin kompleks. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan agent untuk mengirim orang Indonesia untuk belajar di luar negeri atau mengirim orang untuk bekerja. Hanya saja kalau pekerja dari Indonesia ke Tiongkok tidak diperkenankan, kecuali untuk pekerjaan yang menuntut spesialisasi dan keahlian (expertise). 

Berbeda persoalannya dengan kasus-kasus yang muncul di luar negeri misalnya kasus TKI, TKW atau sejenisnya terkait pekerja Indonesia di luar negeri. DePA-RI, misalnya, melalui KBRI Tokyo membantu secara cuma cuma kasus penipuan yang dilakukan oleh seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang bernama Eliza Sastra. Eliza menipu warga Indonesia dengan dijanjikan berangkat bekerja atau belajar di Jepang dengan membayar. Tapi faktanya, setelah membayar ternyata semuanya pepesan kosong. 

Inilah berbagai macam permasalahan warga negara Indonesia di luar negeri, yang tidak mungkin hanya dibebankan kepada KBRI saja. Dari tanah, baik imigrasi, depnaker, pemda dan instansi terkait untuk pengiriman warga Indonesia ke luar negeri harus dibenahi. 

Luthfi Yazid, dalam sambutannya di KBRI Beijing menyampaikan banyak terimakasih kepada KBRI Beijing yang bersedia menerima delegasi.

Related Posts:

Majelis dan Jemaat Pos Pelayanan Annamartha GPIB Yahya Grogol Rayakan Sukacita Syukur Keluarga Ermando – Napitupulu

 

Jakarta Barat, DKI Jakarta – 22 Juni 2025 – Majelis dan Jemaat Pos Pelayanan Annamartha GPIB Yahya Grogol hari ini merayakan syukur dan sukacita bersama Keluarga Ermando – Napitupulu.

Keluarga Ermando –  Napitupulu.bersyukur merayakan sukacita mereka karena Anthony Mulya Ermando merayakan HUT kedua merayakan atas kelulusan meraih gelar Sarjana Theologia dari STT IKAT pimpinan Dr. Jimmy Lumintang dan ketiga keluarga itu merayakan 4 Tahun Pernikahan.


Majelis dan Jemaat Pospel Annamartha yang berusia ke-58 tahun meskipun belum menjadi jemaat mandiri karena jumlah jemaat aktif sekitar 50 KK (kurang dari syarat minimal 75 KK), Pos Pelayanan Annamartha tetap aktif melayani dan bertumbuh dalam iman. Hal ini disampaikan dalam wawancara dengan Pdt. Esther Suthya Tumansery, S.Si., Theologia.


Pandemi COVID-19 dan migrasi warga, khususnya warga Manado yang kembali ke kampung halaman, mempengaruhi jumlah jemaat. Namun, kehadiran gedung gereja dan semangat pelayanan jemaat menjadi modal penting. Dukungan penuh dari GPIB Yahya Grogol dalam hal sumber daya manusia dan pembinaan iman juga sangat berarti.

Pos Pelayanan Annamartha aktif dalam pelayanan sosial di lingkungan sekitar, yang mayoritas merupakan area perindustrian, dengan mengadakan kegiatan bakti sosial seperti pengobatan gratis, pembagian pakaian bayi, dan pemeriksaan kesehatan. Hal ini mempererat hubungan harmonis dengan masyarakat dan menunjukkan kehadiran gereja bagi sesama.


Ibadah syukur pada Minggu, 22 Juni 2025, juga menjadi momentum untuk mengucapkan selamat kepada Anthony Mulya Ermando, S.Th., atas kelulusannya dan memperbarui komitmen pelayanan, khususnya dalam membangun gereja yang ramah anak. Pdt. Esther menekankan pentingnya gereja sebagai tempat pembentukan karakter dan spiritualitas anak-anak.

Keluarga Ermando-Napitupulu menyampaikan terima kasih atas dukungan jemaat GPIB Yahya Grogol, Pos Pelayanan Annamartha, dan rekan-rekan PEWARNA Indonesia. Anthony Mulya Ermando berkomitmen untuk terus menyuarakan kebenaran Injil Kristus.

Anthony merasa bersyukur karena ia telah memenuhi nazarnya memenuhi harapan Almarhumah Ibunda kekasihnya Netty br. Samosir, “Mamaku berpesan kepada anak-anaknya agar kelak ada yang meraih gelar Theologia agar senantiasa dapat memuliakan nama Tuhan dan mengabarkan sukacita Injil kepada semua umat,” ujar Anthony. Dan kini Anthony telah memenuhi harapan sang ibunda.

Reporter: Johan Sopaheluwakan / faktual.net

Bonus Foto:












Related Posts:

Anthony Mulya Ermando, S.Th. Resmi Diwisuda: Siap Menjadi Suara Kebenaran

Jakarta - 13 Juni 2025 — Suasana haru dan syukur memenuhi Auditorium ESDM MIGAS, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ketika Anthony Mulya Ermando, S.Th., secara resmi diwisuda dalam Sidang Terbuka dan Wisuda Sekolah Tinggi Teologi (STT) IKAT Jakarta hari ini. Sosok yang dikenal sebagai Ketua Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA INDONESIA) PD DKI Jakarta ini, kini resmi menyandang gelar Sarjana Teologi setelah cukup lama menempuh pendidikan di Sekolah Sekuler, Manajemen Informatika hingga berkuliah di Program Pasca Sarjana Manajemen Informatika Bina Nusantara hingga 2 semester Kelas Internasional Double Degree akhirnya melanjutkan ke Theologi. menandai babak baru dalam panggilannya sebagai pewarta kebenaran—baik di dunia jurnalistik maupun dalam pelayanan spiritual.

Anthony yang telah lama berkecimpung di dunia media Kristen, dikenal sebagai figur yang konsisten memperjuangkan suara-suara kecil, keadilan sosial, dan pemberitaan yang mencerdaskan umat. Kini, dengan bekal teologi yang ia peroleh dari STT IKAT, ia mengintegrasikan iman dan profesi, menjadi wartawan sekaligus pelayan yang setia pada nilai-nilai Kristiani.

"Gelar ini bukan semata prestasi pribadi, tapi bentuk tanggung jawab baru. Saya percaya, pewarta yang sejati harus punya akar spiritual yang kuat agar mampu menyuarakan kebenaran, bukan sekadar opini,” ujar Anthony seusai wisuda.

Jurnalis Kristiani: Panggilan Iman di Tengah Dunia yang Bising

Sebagai Ketua PEWARNA DKI Jakarta, Anthony aktif membina jaringan wartawan Kristiani agar tidak hanya profesional dalam liputan, tetapi juga menghadirkan suara kenabian—suara yang berpihak pada kebenaran, keadilan, dan kasih.

Wisudanya di STT IKAT Jakarta menjadi bukti nyata bahwa pelayanan tidak terbatas di mimbar gereja. Dunia media, menurut Antony, justru menjadi ruang misi yang strategis—di mana kebenaran sering kali dikaburkan oleh kepentingan, dan suara hati nurani perlu ditegaskan kembali.

"Panggilan wartawan Nasrani adalah memuliakan Tuhan lewat integritas, kejujuran, dan keberanian untuk berdiri di pihak yang benar, meski tidak populer,” tambahnya.

STT IKAT: Rumah Pembentukan Iman dan Karakter

STT IKAT Jakarta, sebagai lembaga pendidikan teologi yang dikenal menghasilkan pemimpin transformatif, menjadi tempat pertumbuhan yang signifikan bagi Antony. Ia menyebut bahwa perkuliahan dan pembentukan karakter di STT IKAT memperkuat visinya tentang pelayanan yang holistik—melayani dengan pikiran, hati, dan tindakan nyata di tengah masyarakat majemuk Indonesia.

Dengan diwisudanya Anthony Mulya Ermando, S.Th., STT IKAT menambah satu lagi lulusan yang siap menjadi "penyambung lidah kebenaran" di tengah zaman yang rawan disinformasi dan polarisasi.

Peneguhan dan Doa Pengutusan

Dalam suasana hikmat, Anthony bersama para wisudawan lainnya menerima doa pengutusan. Sebagai pewarta Injil sekaligus jurnalis, ia diutus untuk menjadi terang di ruang publik—menyampaikan berita yang bukan hanya cepat dan akurat, tetapi juga bernilai, bermoral, dan membawa harapan.

Selamat kepada Anthony Mulya Ermando, S.Th.

Semoga karya dan pelayanannya sebagai jurnalis dan hamba Tuhan menjadi berkat bagi gereja, masyarakat, dan bangsa.

Teruslah menulis dan bersuara—dengan kebenaran, keberanian, dan kasih.


Reporter: Suwidodo/nafiri28.blogspot.com/

Editor: Mora

Related Posts:

Peluang dan Tantangan Wartawan di Era Digitalisasi" RPK 96.30 FM


KAIROSPOS.COM, - Jakarta, Radio RPK FM kembali menghadirkan program Phenomena Sosial, yang kali ini mengangkat tema "Peluang dan Tantangan Wartawan di Era Digitalisasi." Acara yang berlangsung pada pukul 09.00 – 10.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman di dunia jurnalistik, yaitu Frangky Hotagaol, Ketua Pewarna Indonesia PC Jakarta Barat, dan Mas Widodo, pengurus Pewarna Indonesia PC Jakarta Selatan, Jl. Dewi Sartika, Jakarta Timur Senin, 17/2/2025 Pukul 09.00 - 10.00 wib.

Diskusi yang dipandu oleh Thony Ermando, Jurnalis Pewarna Indonesia, akan membahas bagaimana perkembangan teknologi digital mengubah lanskap jurnalistik, termasuk tantangan hoaks, keberlanjutan media, serta etika dalam pemberitaan di era digital. Para narasumber juga akan mengulas strategi bagi wartawan untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para jurnalis, mahasiswa komunikasi, serta masyarakat luas mengenai pentingnya profesionalisme dan integritas dalam dunia pers di era digitalisasi.


Ungkap Mas Widodo "Era digital saat sekarang membawa perubahan besar dunia jurnalistik. Wartawan  banyak kesempatan untuk berkembang, tetapi juga menghadapi tantangan baru."

Tandasnya "Peluang bagi Wartawan di Era Digital"

Pertama, Memungkinkan wartawan mengakses berbagai sumber informasi dengan mudah Akses Informasi yang Lebih Cepat dan Luas

Kedua, Berita bisa disebarluaskan lebih cepat melalui media online, media sosial, dan platform digital lainnya tanpa harus menunggu cetak atau siaran televisi.

Ketiga, Wartawan dapat memanfaatkan kontribusi dari masyarakat dalam bentuk foto, video, atau laporan langsung dari lokasi kejadian.

Keempat, Selain teks, wartawan dapat menggunakan video, podcast, infografis, dan format,
interaktif lainnya untuk menarik pembaca.

Kelima, Dalam konteks bisnis, monetisasi yaitu cara untuk menghasilkan pendapatan dari sumber baru yang Lebih Luas.
Dengan adanya iklan digital, langganan premium, dan wartawan atau media independen bisa memperoleh pendapatan lebih fleksibel.

Keenam, Berita tidak lagi terbatas pada pembaca lokal, tetapi bisa diakses oleh masyarakat global.

"Tantangan bagi Wartawan di Era Digital"

Pertama, Informasi tersebar dengan cepat di media sosial, sering kali tanpa verifikasi, membuat berita resmi harus bersaing dengan konten viral.

Kedua, Tantangan besar bagi wartawan adalah membedakan informasi yang benar dan hoaks yang menyebar luas di internet.

Ketiga, Wartawan bisa menjadi target peretasan atau penyadapan ketika meliput berita sensitif.

Keempat, Dalam era berita instan, ada tekanan untuk menyampaikan berita dengan cepat, tetapi tetap harus menjaga keakuratan dan kredibilitas.

Kelima, Ketergantungan pada Algoritma yaitu urutan langkah-langkah logis dan sistematis untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu. 

Keenam, Banyaknya berita sensasional dan bias politik membuat sebagian masyarakat semakin skeptis terhadap media arus utama.

Kesimpulan
Wartawan di era digital harus adaptif, kreatif, dan kritis dalam menyajikan berita. Kecepatan bukan satu-satunya hal yang penting—akurasi, kredibilitas, dan independensi tetap menjadi fondasi utama jurnalistik yang profesional. 

Dengan memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan dengan strategi yang tepat, wartawan bisa tetap relevan dan berpengaruh di era digital ini.

Red

Jangan lewatkan siaran langsungnya hanya di Radio RPK 96.3 FM – Inspirasi Keluarga Anda!, melalui streaming youtube.

Berita ini bisa disesuaikan lagi jika ada tambahan informasi atau perubahan detail acara.

Related Posts: